Slideshow

INTERVIEW : MAT GOCENG "Harapan Sederhana untuk berkumpul dan bermain"

21 Maret 2014

Pengunjung Pakoban 2014 mencoba Mat Goceng
Pasar Komik Bandung 2014 punya banyak cerita, banyak karya-karya komikus Indonesia yang di pamerkan di acara tersebut. salah satu stand bertuliskan "Mat Goceng" yang cukup menarik mengajak kami untuk mencoba mengobrol dengan salah satu orang dibalik Karakter Mat Goceng ini.

Simak Wawancara www.padapanik.com dengan Kang Isa, Publisher dari "Mat Goceng"

"Yang di tampilkan di Pakoban 2014 ini adalah komik Indonesia, sedangkan kita tahu masyarakat di Indonesia saat ini untuk masalah komik lebih suka komik Jepang, Ada gak sih harapan komik-komik Indonesia menguasai pasar di negara sendiri?" 

"Sebenarnya kami berusaha menguatkan konten-konten Indonesia dalam komik Indonesia, contohnya saya kenal seorang Animator yang sangat senang membuat karakter monster-monster tapi unsur-unsur Indonesia seperti Artefak itu di masukan ke dalam cerita. meskipun sedikit, Unsur-unsur Indonesia nya tetap ada tapi di sesuaikan dengan selera masyarakat"

"Sejarah Komik Indonesia ini dimulai sejak kapan sih?"

Kang Isa (publisher) Mat Goceng
"Kalau masalah itu saya kurang tau pastinya, tapi komik Indonesia ini sebenarnya dari dulu sudah ada sih. cuman yang saya tahu, masyarakat di Indonesia belum begitu aware terhadap komik-komik di Indonesia karena kebanyakan dari mereka terbiasa dengan komik-komik jepang yang kualitasnya sudah pasti, Padahal sebenarnya banyak komik-komik Indonesia yang bermutu dari segi cerita dan gambarnya."





"Mat Goceng ini konsepnya seperti apa?"

"Mat Goceng ini bentuk umumnya adalah Card Game Yang kurang lebih seperti Uno cuman disini kita menggunakan campuran Karakter, di dalemnya kita memasukan banyak sekali unsur. Karakter seperti Mat Goceng, yang visualnya tokoh betawi, dan beberapa karakter tokoh seperti Rijkaard Cere dari Belanda dan Baba Amsyong dari Cina juga dimasukan disini. Latar dari konsep Mat Goceng adalah jaman Batavia 1922. Kita berawal dari Card Game. dan sekarang kita juga udah mengeluarkan versi komik.

"Mat Goceng sendiri dimulai sejak kapan?" 

"Kami baru release 2013 kemarin"

"Respon dari masyarakat sendiri?"

"Sebenarnya Orang Indonesia Umumnya sangat senang bermain. Tapi mereka melihat permainan dengan ribet dan sulit. sehingga malas untuk mempelajari permainan-permainan baru. makanya setiap ada event kami selalu bikin tempat bermain untuk siapa saja, kepada para pengunjung untuk turut mencoba mat goceng."

"Apa sih harapannya dengan dibuatnya Mat Goceng Card Game ini?"

"Harapannya adalah Industri game di Indonesia semakin maju, apalagi bentuknya Card Game. Kami ingin mengembalikan cara bermain jaman dulu. contohnya congklak, meskipun sederhana tapi orang-orang sangat senang memainkannya karena dimainkan secara berkelompok. kami ingin menumbuhkan kembali rasa permainan itu, mat goceng ini bisa dimainkan 3-6 orang, sedangkan digital rata-rata hanya dimainkan 2 orang. kecuali permainan online."

"Target Mat Goceng kedepan?"  

"Mat Goceng bagi kami sebagai ManikMaya Game adalah batu loncatan, bagaimana cara menumbuhkan rasa ingin bermain masyarakat secara berkelompok. Kami berharap kedepannya masyarakat Indonesia punya lebih banyak Quality Time untuk berkumpul setidaknya bermain. Menariknya, budaya ini berasal dari Eropa. di Jerman, sebuah budaya dimana dalam seminggu ada 1 hari berkumpul. Dimana seluruh keluarga berkumpul bersama. seluruh gadget dan TV dimatikan. mereka fokus pada satu permainan, anak-anak biasanya sambil menikmati cake. sedangkan para ayah menikmati beer. suatu budaya yang unik tapi positif."

"Apakah ini ada hubungannya dengan meminimalisir dampak negatif teknologi?"

"Sebenarnya kami balik lagi ke keinginan kami untuk bermain dan berkumpul. Kita tahu di zaman teknologi ini orang-orang menjadi dirinya sendiri, fokus ke gadget dan cuek terhadap sekitarnya, dengan adanya Mat Goceng ini, kami harap rasa berkumpul itu ada kembali."

Tertarik untuk mencoba Mat Goceng? beli disini

Reporter : Ari
Foto : Yoga

2 komentar:

  1. Tantangan Komik Made In indonesia memang gitu ya, sepertinya belum bisa bersaing dengan komin2 luar, namu yang salutnnya mereka komunitas komik Indonesia terus gigih bertumbuh di underground, walau tanpa publikasi, jalan terus...

    BalasHapus
  2. Sebenarnya mungkin sejak dini anak-anak harus dikenalkan komik made in Indonesia. Karena kasus yang dialami bahkan saya sendiri ketika masih kecil, yang dibaca adalah majalah komik disney dan komik manga terbitan elex dll. Alhasil ketika besar, yang di ingat ya komik2 dari luar itu.

    Mungkin kalau dibalik dengan sejak kecil bacanya komik asli Indonesia, ya nanti gede nya juga cari nya yang komik asli Indonesia.

    BalasHapus