Banner

NANJEURKEUN LSBS UNISBA LEWAT LONGSER MODERN

|

Padapanik.com - "Eee ee eeeeee, Teu kenging ku kakerasan kitu atuh kang Sebrod, karunya ka anak - anak arurang engke". Salah satu penggalan dialog yang diucapkan oleh Dr.Nita (Ulfi) pada Pagelaran Longser Modern Lingkung Seni Budaya Sunda (LSBS) Unisba yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 mei 2015 di Student Centre Unisba. Mengangkat jalan cerita dari kehidupan sehari - hari mengenai carut - marut keadaan wakil rakyat yang selalu bertengkar demi mempertahankan ego masing - masing dan lupa menyalurkan aspirasi dari rakyat akibat memperebutkan sesuatu yang relatif, lahirlah tema pagelaran longser ini "Ucing Anjing Parebut Asin". Naskah karya sesepuh LSBS yaitu M.D Ruhanda (kang dadan) dan disutradarai pula oleh beliau, membuat jalan cerita longser ini beda dari longser yang lain. Kritik sosial yang tersiratkan dibungkus dengan bumbu - bumbu komedi yang tak ayal membuat para penonton tertawa mengikuti kelucuan jalan cerita tersebut. Ditambah lagi pemilihan karakter pemain yang sesuai membuat pesan longser ini tetap fokus dan teruntuk rakyat - rakyat yang tertindas. Jalannya pagelaran longser ini ditambah dengan alunan musik kontemponik yang memadukan antara suara khas dari kendang, lalu ada gitar classic, dan semua itu diselimuti oleh keindahan suara 3 buah saron.




Persiapan acara Pagelaran longser ini nyatanya hanya dalam kurun waktu 2 minggu kurang. "Kita waktu itu bentrok sama rapat - rapat yang ngga ada kejelasan kedepannya sama ngga ada follow up yang pasti, kita langsung inisiatif untuk tetap optimis menjalankan pagelaran ini dalam waktu 2 minggu kurang" tutur Aprilia Gozali (21), selaku Stage Manager acara Longser LSBS Unisba.

Sekitar puluhan penoton berbondong - bondong untuk datang dan menyaksikan acara yang sangat menarik ini, dari mulai mahasiswa, anak - anak, bahkan orangtua hadir di dalamnya. Salah seorang penonton mengungkapkan jika longser yang dipagelarkan oleh LSBS Unisba membuatnya terhibur dan menunggu lagi longser ini ditahun depan. 



"Walaupun saya bukan orang sunda ya kang, tapi saya senang dengan kultur Sunda yang sopan, baik, dan santun, jadi sayanya pun nyaman saat menonton pagelaran kemarin" ungkap ami (20), mahasiswa Unikom Bandung.
Acara yang digelar selama 2 hari ini tidak lantas membuat ruangan SC menjadi kosong. Tema yang unik membuat orang - orang menjadi penasaran akan jalan cerita dan pesan yang disampaikannya. "Kahoyong abi salaku anu gaduh naskah nyaeta bade nanjeurkeun heula LSBS Unisba anu kahiji, anu salajeungna nyaeta hoyong warga - warga diperkotaan teurang kaayaan rakyat anu di padesaan, warga anu ekonomina keudah dibantosan, ulah ningali kaluhur bae, ningal mah kahandap supados urang tiasa bersyukur" ungkap kang Dadan, penulis naskah "Ucing Anjing Parebut Asin"

Oleh  : Hakim 

Foto  : Feari 
Baca juga :

Pagelaran LSBS : pertunjukan Traditional sebagai bentuk kepedulian : http://bit.ly/1GFiI6w

Tidak ada komentar:

Posting Komentar