padapanik.com - Minggu (30/8/15) Bumi Sangkuriang, Bandung menjadi gigs musik terbaik di bulan Agustus kemarin. Bagaimana tidak, acara bertajuk "focal point 2015" ini mengusung tema "tamanku temanku" yang menggabungkan unsur Piknik dalam sebuah gigs musik memang bisa dikatakan berhasil di eksekusi dengan baik. Di usung oleh SBM ITB acara ini berhasil menarik ratusan anak muda untuk hadir dan memilih menghabiskan hari minggu nya untuk piknik, makan sambil menonton pertunjukan musik. Tidak hanya menyediakan tiket masuk, panitia juga sudah menyiapkan "paket piknik" yang terdiri dari tikar, bantal dan keranjang makanan plus isinya. Selain itu, ada workshop D.I.Y (Do it yourself) dan Gallery Tie Dye.
Bumi sangkuriang adalah pilihan yang tepat untuk acara ini. Venue yang luas, lokasi yang strategis dan hamparan rumput bikin nyaman. Setelah di poles oleh panitia, tempat tersebut jadi cozy banget, apalagi di temani band-band keren. Di buka dengan dua band bandung sebagai tuan rumah, Littlelute bikin warna sendiri saat venue sudah mulai di padati penonton, Band yang memiliki single "Childhood story" ini memiliki warna musik yang sangat tepat untuk jadi band pembuka dengan nuansa piknik ini. Lalu Mustache and beard yang semakin matang dengan lagu-lagu nya. Nuansa yang mereka sebut Folkyfolkafolkestra ini selalu berhasil memukau. Mungkin mereka adalah salah satu band yang album nya ditunggu diantara berbagai daftar band-band pendatang baru yang memiliki konsep dan materi yang baik di Bandung.
Menjelang Sore, akhirnya giliran band bernama Sore yang hadir lebih awal bikin suasana semakin hangat. Band senior yang selalu di nanti-nanti penampilannya ini memang sangat di tunggu di tiap manggungnya. Membawakan lagu "Mata berdebu", Penonton yang tadi nya asik duduk, kini mulai terpancing untuk berdiri dan menikmati lagu lebih dekat. Suasana semakin intim, para pengunjung membeli makanan untuk dinikmati sambil menonton band favoritnya, sebagian malah menghabiskan waktu nya untuk mengobrol sambil diiringi soundtrack live. Ditutup dengan "No Fruits For Today", Ade Paloh dkk memaksa para penonton untuk bernyanyi sekencang-kencangnya dan menutup sore hari dengan indah.
Setelah break magrib, Penonton terlihat mulai merapat ke panggung. Melihat ada set panggung khas ala The trees and the wild yang mulai terpasang. Masih konsisten dengan image misterius, tanpa kata-kata. Senang sekali bisa melihat band berprestasi ini kembali ke Bandung. Nuansa khas yang bikin melayang-layang hingga akhirnya sampai ke lagu "Empati Tamako" yang kali ini durasi nya di buat panjang 2 kali lipat dari biasanya. Hal ini terlihat spontan karena di tengah-tengah lagu, Tamy dan Remedy sempat terlihat mengobrol mempertanyakan akhir lagu, Tapi Remedy memaksa untuk terus di lanjutkan. Mungkin karena ambience malam itu sangat asik, dan band sangat menikmati panggung nya di Focal point. Tidak henti-henti nya tepuk tangan buat band yang sudah merasakan panggung International ini.
Dan penonton tidak mau beranjak, hal ini dikarenakan performer selanjutnya adalah Efek Rumah Kaca! Setelah sekian lama, lega rasanya melihat Cholil Mahmud mengisi posisi paling depan dengan mengisi vokal. Meskipun masih tanpa Adrian sang bassist, Tapi ERK malam itu sudah sangat dirindukan. Di mulai dengan "sebelah mata" penonton hampir selalu tidak bisa menahan diri untuk bernyanyi. Malam itu juga Cholil di temani sang anak yang juga antusias ikut bernyanyi meski tidak diizinkan memegang mic oleh sang ayah.
Setelah reuni dengan lagu-lagu ERK yang mungkin beberapa bulan terakhir versi Pandai Besi sudah mulai familiar. Kini giliran lagu baru, dimulai dengan "Hilang" lalu di lanjutkan dengan "Biru" yang merupakan gabungan dari 2 fragmen "Pasar bisa diciptakan" dan "Cipta bisa di pasarkan". "pasar bisa diciptakan" dinyanyikan bersama penonton dengan antusias. Mungkin lagu ini bisa jadi lagu persatuan para penikmat musik idealis dan sebagainya. Dan kabarnya lagu ini sudah di download sebanyak 60.000 kali di Rollingstone Indonesia. Sayang sekali lagu "jingga" tidak di bawakan.
Duduk diatas tikar dan hamparan rumput, makan-makanan yang enak serta musik yang tepat menjadi experience tersendiri bagi penonton hari itu. Suasana teduh di daerah Bandung utara membuat gigs musik ini sangat menyenangkan, Dengan konsep Tamanku Temanku ini juga membawa kampanye untuk menyempatkan diri ke Taman untuk bersantai sebagai ruang publik yang menyenangkan. Terlebih lagi di Bandung, sangat banyak sekali taman yang harus di kunjungi. Sekian dan semoga pembaca iri karena tidak bisa hadir dalam acara ini hehe. Sampai jumpa di Focal point 2016!
Oleh : Ari, Dewe
Foto : Aldira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar