Banner

LAZY FESTIVAL 3 : Panggung dan musik rupa-rupa

|

padapanik.com - Bagaimana jika para musisi bandung berkumpul dan melakukan arisan? Lazy Festival bertajuk "Encore Music Cooperation" menjadi hasilnya. Di mulai dengan sekitar 10 band yang bergabung dan sepakat membuat sebuah gigs rutin yang nanti nya akan memberikan banyak ruang bagi band-band lokal untuk menyalurkan karya nya. Setelah 2 sekuel berakhir, tibalah di sesi ke 3 dengan mengusung konsep bebas sesuka hati, Panggung ke 3 kali ini jauh lebih beragam dan rupa-rupa. Susah sekali menemukan fans yang stay untuk semua band yang berbeda-beda ini. Karena semuanya sangatlah bertolak belakang.

Oke, untuk memanaskan malam nanti nya bakal panjang, Muchos Libre di percaya untuk menarik massa. Band yang di pimpin oleh duo bertopeng absurd yang sukses menghibur dengan jokes-jokes nya namun berubah garang ketika musik mereka yang penuh distorsi di bawakan dengan sangat enerjik. Band ini tidak hanya garang atau mungkin konyol, mereka menyuarakan banyak hal dalam lagu-lagu nya. Mulai dari "kemewahan Syahrini", "Masa kelam Ospek", hingga movement save JKT48 yang di analogi kan dalam lagu berjudul "Romusa". Antara mau ikut moshing atau menikmati aksi kocak dua vokalis berbadan gempal yang kadang enerjik, kadang kayak mau pingsan karena kelelahan. Tidak lupa mereka juga buka baju biar gak gerah! Iya, iya IFI malam itu lumayan gerah ternyata.

Ibarat habis naik Roller coaster, kini giliran naik Istana boneka yang lucu, seru dan alternatif melepas lelah setelah bermain seharian. Danilla menjadi yang kedua, dengan sweater merah, rambut di kepang dan kacamata, malam itu wanita pecinta hewan ini bergaya ala gadis nerd yang tetap manis.
Tanpa basa-basi lagu pertama mulai di bawakan, suaranya familiar tapi tidak lagunya dan fix lagu ini tidak ada di album "telisik" yang mengantarkan namanya sejauh ini. Apakah ini lagu buat album baru? Sebelum album kedua, Lazyanto menyuruh kita duduk, mungkin untuk bermalas-malasan atau biar lebih fokus dengerin suaranya Danilla. Oh iya Lazyanto ini semacam karakter fiksi yang dibuat di Lazy Festival tugasnya membaca narasi di balik layar dan mengatur jalannya acara. Suara berat ala bapak-bapak nyeleneh ini memang bikin geli, ngakak, kadang bikin geleng-geleng kepala dengan jokes-jokes nya. Dilanjutkan dengan beberapa lagu seperti "Ada di sana" "Junko Furuta" hingga "Berdistraksi", Danilla menutup penampilannya dengan menyenangkan. Oh iya, diantara semua penampilan, menurut pengamatan kami, Penonton terbanyak ada saat Danilla tampil.

Dilanjutkan dengan Deugalih & Folks, sepertinya untuk mengikuti rundown dengan mood musik yang naik-turun, band sebenarnya punya lagu-lagu bernuansa tenang seperti "Ilalang" "anak sungai" "Minggu pagi" ini telah menyusun setlist nya sedemikian rupa agar tidak membosankan, dan juga agar tidak tertebak. Hampir semuanya lagu baru, kecuali "buat gadis rasyid" dan "Earth" yang sama-sama ada di album "Anak sungai". Band ini memang sangat produktif, bayangkan saja di Launching album pertama, mereka malah menyanyikan 2 lagu baru yang di persiapkan untuk album kedua. Mengaransemen lagu-lagu yang pernah di bawakan Galih saat menjadi pembuka di konser tentang rasa seperti "Sekolah Impian" dan "Papua o nokai", juga lagu lainnya tentang kritikan terhadap Bandung dan satu lagu terakhir yang saya lupa judulnya. Selain lagu "Papua O Nokai", semuanya bernuansa country atau folk dengan nuansa menyenangkan, jadi cukup berbeda dengan yang di bawakan Danilla sebelumnya. Dengan membawakan lagu-lagu baru, Deugalih mengungkap kan sensasi nya melihat penonton gak bisa ikut nyanyi haha...

Oh iya, di lagu yang bercerita tentang Bandung, Galih berjoget-joget ria ala salsa, Meskipun saya yakin dia tidak bisa salsa, tapi usaha nya cukup baik.

Dan Terapi Urine lagi-lagi membangunkan para penonton dari keadaan malas. Band Grindcore yang sangat berisik (iyalah...). Meskipun masih malas-malasan, beberapa penonton mulai tidak tahan untuk bergoyang, sisanya? hanya ngangguk-ngangguk kepala, mungkin inilah yang dinamakan nonton band rock di Festival yang malas. Tidak menyerah untuk membuat kegaduhan, mereka masuk kembali ke panggung dengan menggunakan daster perempuan dan bola-bola plastik kecil yang di lemparkan ke penonton. Tujuannya untuk di lempar kembali ke mereka haha. Biasanya band-band rock yang nekat tampil dengan tidak memuaskan akan dilempar oleh apapun, sendal atau batu sebagai rasa ketidakpuasan penonton. Sepertinya hal itulah yang diinginkan oleh Terapi Urine, kita bisa lempar mereka sesukanya jika tidak suka, mereka juga ikut menendang bola ke arah penonton, tapi semuanya di ganti dengan bola plastik yang lebih aman. Di Bola ukuran sedang malah masih ada keterangan harga nya :( Goceng!

Dan setelah sedikit berkeringat, Lazy festival malam itu ditutup dengan penampilan Nadafiksi yang masih tanpa Ida Ayu Paramitha yang akhirnya hanya diisi oleh Suara gitar Yudha dan Flute, Bani Ambara yang mencoba membawakan lagu "Burung" dan suasana pun berubah tenang. Namun Nadafiksi sepertinya kurang jika tidak ada suara Cello, di lagu kedua akhirnya Achmad Kurnia yang sempat terjebak macet, akhirnya tiba. Kali ini ia tidak sendirian, karena membawa sang pacar untuk ikut bernyanyi menggantikan sementara suara Ida Ayu di lagu "Matahari". Meskipun sangat berbeda dari segi warna vocal, tapi lagu ini tetap di bawakan dengan baik. Di lagu ketiga "Pulang", giliran Sari Teman Sebangku yang mengisi lagu ini. Mungkin ini hikmah dari tidak lengkap nya formasi nadafiksi, meskipun masih kurang lengkap tanpa penyanyi asli nya. Di akhir lagu, kejutan tidak berhenti karena Danilla lah yang mengisi kekosongan di lagu terakhir.

Dan akhirnya selesai lah malas-malasan kita di akhir pekan. Sebelum Lazy Festival berakhir, di adakan lah sesi kocok arisan yang memutuskan "Teman Sebangku" dan "Sigmund" di pastikan akan tampil di sesi selanjutnya. Dan panitia akan di ketuai oleh Space and Missile 

Bagi padapanik.com, Lazy Festival seenaknya kami artikan dengan pelarian dari malas nya menghabiskan waktu dengan hal-hal membosankan di akhir pekan yang macet. Karena itu ada Lazy Festival yang menampung kami orang-orang malas, malas untuk merencakan mau kemana di akhir pekan, atau antri di restaurant mana di akhir pekan? Mendengarkan musik dan secara tidak langsung mendukung produktifitas mereka adalah pilihan yang tepat, makanya datang ke LAZY FESTIVAL wahai orang-orang malas.

Oleh : Ari
Foto : Noris

Review Album : Danilla "Telisik"
Konser Tentang Rasa : Frau dan Kepekaan panca indera
RSD 2015 : Live Recording, Pameran artwork hingga Live musik 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar