Banner

PASAR BISA DI KONSERKAN : "PASAR" YANG DICIPTAKAN ERK BERHASIL!

|
padapanik.com - Sebulan sebelumnya, kabar akan di adakannya konser Efek Rumah Kaca setelah merilis fragmen "Pasar bisa diciptakan" akhirnya sampai juga di telinga kami. Sayang sekali sulit mendapat kan informasi tambahan waktu itu, mengingat website dan twitter nya pun belum aktif, sedangkan poster secara online sudah menyebar duluan dengan tajuk "Mengingat kembali Efek Rumah Kaca Concert" lalu akhirnya nama tersebut berubah menjadi "Dikonstruksi Dikomposisi" dan entah kapan akhirnya sebuah konser bertajuk "Pasar bisa dikonserkan" diumumkan dengan desain poster yang nyentrik kontras dengan desain-desain sebelumnya.

Konser ini pastinya bakal ditunggu-tunggu mengingat cukup lama setelah Efek Rumah Kaca kembali lagi ke panggung. Setelah telinga sudah begitu akrab dengan aransemen Pandai Besi, kini trio pop minimalis kembali. Meskipun masih di tinggal Adrian (bass) karena kondisi kesehatannya, di temani Poppie Airil kini ERK kembali dengan komitmen album ketiga "sinestesia" yang segera rampung. Sebelumnya reuni padapanik.com dengan ERK juga terjadi di Focal point 2015, meskipun tidak begitu maksimal, namun sangat tepat menjadi obat rindu untuk para fans ERK.

Sekitar pukul 19.00 kami sampai juga di Bikasoga, Balai Sartika, Bandung. Suasana ramai padat penonton yang sabar mengantri untuk bisa masuk, sebagian lagi masih belum mau mengantri mengingat panjangnya antrian. Tiket On the spot pun kabarnya sudah habis, bahkan calo tiket pun kehabisan tiket dan menawarkan keinginan mereka untuk membeli tiket penonton yang belum masuk ke antrian, untuk dijual lagi tentunya. Tiket malam itu jadi salah satu yang paling berharga, untungnya kami sudah membeli jauh-jauh hari. Sayangnya antrian panjang sangat memakan waktu, ketika antri terdengar ERK sudah mulai main. Puncaknya adalah saat lagu "Mosi tidak percaya" para penonton yang masih antri kesal dan berteriak untuk segera dimasukan.

Beberapa lagu sebelumnya sudah dibawakan tidak mungkin diulangi, kami memasuki gedung ketika "Hujan jangan marah" di senandungkan. Gedung tidak begitu padat, banyak space di belakang, dan sebagian memilih duduk di lantai 2. Semuanya ikut bernyanyi, bahkan suara Cholil mahmud (vocal) pun nyaris tidak terdengar. hingga akhirnya sampai ke "Hilang" fragment dari lagu "Jingga" ini dibawakan dan semuanya ikut bernyanyi seperti biasa sampai akhirnya seseorang keluar dan membacakan nama-nama korban hilang di akhir lagu, dan penonton mulai menerka-nerka siapa sosok itu, Adrian! Sosok Adrian menjadi kejutan di konser ini, keadaan nya masih belum pulih namun akhirnya membacakan narasi dengan tepat. Cholil dan Akbar pun tidak kuasa menahan haru dan akhirnya saling berpelukan menyambut kembali otak di balik album ketiga Efek Rumah Kaca ini.
Lagu "Biru" menjadi penutup di sesi pertama.

Segmen selanjutnya di Seluruh personil menggunakan piyama, Sesi ini ternyata adalah sesi kolaborasi. Berkolaborasi dengan Monica Hapsari yang sebelumnya akrab menjadi lead vocal di Pandai Besi setelah ditinggal Cholil. Jauh sebelum itu, Monica Hapsari adalah vocalist dari Voyagers of Icaries (VOI) sebuah band folk yang selalu menyimpan cerita-cerita bak sebuah dongeng di setiap lagunya. Membawakan lagu "Insomnia" hasil aransemen VOI yang sebelumnya masuk dalam album "Efek Rumah Kaca RMX" dan mungkin menjadi salah satu aransemen terbaik dalam album tersebut. Lagu Insomnia dibuat lebih dark, dan pastinya lebih merinding. Lalu siapa sangka, ERK berkolaborasi dengan Tetangga Pak Gesang membawakan lagu "Jatuh cinta itu biasa saja". Bagaimana jadinya? Seperti biasa, Arum Tresnaningtias (Vocal, Ukulele) sempat grogi dan mengulang memainkan intro, seperti sebuah ciri khas, duo band tersebut memainkan musik sederhana dan apa adanya. Aransemen dibuat dengan versi Tetangga Pak Gesang, akustik ukulele dan suara kazoo, sangat menarik.

Sesi ini masih panjang, Kolaborasi bareng Haikal Aziz dari Sigmun di lagu "Debu-debu berterbangan" dengan gaya permainan gitar dengan teknik bottleneck atau semacamnya, lalu di lanjutkan dengan "Banyak asap disana" yang dimainkan oleh Mondo Gascaro yang sebelumnya dengan santainya membuat kopi sachet di atas panggung dan menawarkannya ke semua orang. Dilanjutkan dengan kolaborasi apik bersama Menk Float di lagu "Kenakalan Remaja di Era Informatika". Dan di akhir ada Ario dan Saleh dari The Adams yang mencairkan suasana dengan sedikit gimmick. Membawakan lagu "Cinta Melulu" yang akhirnya di selipkan sebait "Konservatif" yang bikin kentang. Lalu sesi kedua berakhir. Oh iya, di lagu "Cinta melulu" juga di lengkapi dengan penonton bayaran acara pagi, benar-benar epic moment!

Sebelum memasuki sesi ketiga, penonton dihibur dengan penampilan sulap badut klasik. Lalu sesi ketiga, keluarlah badut-badut lain yang tidak lain adalah Cholil dkk. Ada yang beda di sesi ketiga ini, ada set mini orkestra atau string section yang diisi dengan biola, cello dan sebagainya. Membayangkan lagu-lagu ERK di bawakan dengan aransemen megah pastilah menjadi momen luar biasa. Lagu-lagu seperti "Melankolia", "Efek Rumah Kaca", "Ballerina", "Laki-laki pemalu", dan "Di Udara" dengan nuansa yang cukup berbeda, sayangnya penonton tetap bernyanyi sekeras-kerasnya.
Lalu akhirnya sampai pada "Desember", kali ini tidak semua bernyanyi, para penonton terlihat berusaha mengabadikan momen langka ini dengan kamera di ponsel masing-masing. Di lagu ini, nuansa string nya sangat terasa dan paling cocok diantara lagu lainnya.

Sebelumnya, kami berpikir telah melewatkan salah satu lagu terbaik ERK, ternyata lagu tersebut menjadi lagu penutup. "Sebelah mata" dan Wow! Adrian kembali ke panggung dan ikut bernyanyi. Keheningan pun pecah ketika ledakan dan hujan kertas warna warni yang telah disiapkan panitia.
Konser pun selesai, 3 sesi yang mengenyangkan, Antrian panjang, semua terbayarkan. Sepertinya semua lagu selesai dibawakan.

Sebelum pulang, para penonton yang membawa USB diberi lagu "Putih" secara gratis. Lagu tersebut juga menjadi salah satu lagu di album ketiga yang sebentar lagi rampung. Sayang sekali lagu tersebut tidak masuk dalam setlist konser.

Oleh : Ari
Foto : *kami sedang tidak liputan resmi, jadi tidak bawa fotografer :)

Baca juga : 
Frau "Konser tentang rasa"
White shoes and the couples company "Konser kota kembang"
Banda Neira dan Suara Awan "Kita sama sama suka hujan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar