padapanik.com - Minggu, 17 Januari 2016 menjadi hari dimana lahirnya sejarah baru bagi Bloods Industries. Bloods Records yang merupakan divisi record label dari Bloods Industries ini dengan resmi merilis suatu proyek baru yaitu, Bloodlines First Threat Compilation. Bloodlins First Threat Compilation ini merupakan satu bentuk apresiasi terhadap musik scene di Indonesia, keterbatasan dari band-band dengan karya yang baik, menjadi peluang untuk Bloods Record dalam merilis kompilasi ini. Sebelumnya juga Bloods Record sejak tahun 2006 telah merilis berbagai merchandise dari beberapa band local Bandung seperti Alice, Outright, Tragedi, dan Jihad. Namun untuk rilisan kompilasi album, baru kali ini berhasil direalisasikan oleh Bloods Record. Bloodlines First Threat Compilation ini berisikan 10 karya dari 10 band cadas dari berbagai daerah nusantara yang telah disortir oleh team Bloods Record dan dinilai karyanya tersebut sudah cukup mumpuni untuk menjadi line up dari rilisan kompilasi ini. Dan pada hari minggu tersebutlah dijadikan hari dimana Bloodlines First Threat Compilation di rilis pada acara Bloodlines Compilation Party.
Bertempatkan di IFI Bandung, event dari
Bloods Records ini memulai acaranya dari pukul 13.00. Seluruh band yang
terdapat di kompilasi album Bloodlines First Threat ini juga turut hadir dan
memeriahkan acara Bloodlines Compilation Party. Dimulai oleh kumpulan pemuda
metal satu jari asal Bekasi Search
Engine dengan karyanya ‘Brigade Syuhada’ yang dalam liriknya mengajak kaum
mujahid untuk bersatu melawan kekejaman yang terjadi di Gaza. The Horror Tribe, 4 pemuda asal Bandung
yang mengusung hardcore punk dengan karyanya ‘Flight Of The Butterflies’ ini
cukup menarik untuk dicermati. Band asal kota Garut Holocoust dengan karyanya yang mungkin sudah tidak asing lagi berjudul
‘Stronger Than Ever’ menjadi salah satu band dengan karya yang patut
diperhitungkan. ‘Kaum Ternista’, sebuah karya dari Dysplasia, anak muda asal Cililin ini memberikan khazanah metal
dalam karyanya. Jerusalem dengan ‘Impermenance’-nya
berhasil meleburkan sentuhan thrash dan heavy metal dekade antara tahun 80-an
menuju 90-an. Tiger Work, thug guys
asal kota santri Tasikmalaya terpilih menjadi line up dengan karyanya ‘Jera’
yang meneriakan kondisi ketimpangan sosial di negeri tercinta ini. Unit death
metal dari kota Swiss Van Java, Garut Servant
Of Devinity dengan karyanya ‘Depravities Of Allegiance’ memiliki komposisi
yang luar biasa di semua lini aransemen. Dan yang terakhir, Ametis band asal Bandung ini
memproklamirkan diri sebagai band pengusung experimental hardcore dengan
karyanya yang bertajuk ‘Transmutasi’. Sementara dua band lainnya, Mosh Fight asal Pontianak dan Fat In Diet dari Semarang tidak bisa
hadir karena alasan tertentu. Selain itu juga di acara Bloodlines Compilation
Party ini ada beberapa kejutan seperti pengumuman undian dengan hadiah utama
satu full set drum dari Bloods Records. Acara ini juga turut dimeriahkan oleh
komunitas visual dari Telkom University, Itenas, dan Uvisual.
Setelah seluruh pengisi album kompilasi dari
Bloods Records ini telah selesai menunjukan kehaliannya, saatnya guest star
Bloodlines Compilation Party vol.01 “Keeping Alive Compilation” yaitu, Godless Symptoms yang naik ke atas
stage. Dengan membawakan beberapa lagu andalannya seperti ‘Cukup Adalah Cukup’,
‘Pathetic And Lost’, ‘ Paranoia’, ‘A.G.T.B’, ‘Lawan’, dan ‘Anjing Iblis’,
Godless Symptoms memanjakan para penonton yang membentuk area moshpit di depan
stage selama kurang lebih 45 menit. Pada pertengahan pertunjukannya, Godless
Symptoms juga menunjukan video clip teranyarnya yang dirilis pada acara Bloods
Recores tersebut dengan karyanya ‘Shall Obey None’. Bahkan Godless Symptoms turut
memberi bocoran untuk album terbarunya nanti yang akan dirilis oleh Bloods
Records. Tak terasa gelaran dari Bloods Records ini sudah berakhir dengan
ditutup oleh penampilan yang enerjik dari Godless Symptons sehingga membuat
gelaran Bloodlines Vol. 01 “Keeping Alive Compilation” ini berakhir dengan klimaks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar