padapanik.com - Membuka manisnya bulan Februari
tahun ini, SMAN 2 Bandung kembali menggelar hajat tahunan yang bertajuk From
Two With Love (F2WL) “Eye Of Universe”. Tema ini diambil sebagai upaya
mengajak generasi muda untuk berpartisipasi dalam usaha menyatukan perbedaan
sehingga mencapai keharmonisan dalam kehidupan dalam bentuk bazar dan festival
musik.
Sebagai salah satu event tahunan yang ditunggu-tunggu oleh para
pecinta gigs di Bandung, kali ini F2WL 2016 melakukan gebrakan baru
dengan menawarkan konsep ala Pasar Festival yang tidak hanya menyuguhkan musik, tapi juga menyediakan
berbagai wahana, games-games seru,
dan berbagai macam tenant makanan
yang tersebar di beberapa sudut area penonton. Berbeda dengan tahun sebelumnya,
bazzar tahun ini digelar outdoor . Ttiket yang ditawarkan juga cukup terjangkau karena
penonton yang hadir disamaratakan untuk menikmati panggung di satu area saja.
Namun, meski terhitung ramah dikantong list
artist yang ditawarkan
tetap menjanjikan mulai dari Band Indie
hingga Band besar sekelas NOAH
digadang menjadi bintang tamu dan menghibur penonton yang mencapai angka
ribuan.
Acara yang digelar pada Sabtu,6
Februari 2016 lalu itu sukses menghibur ribuan penonton yang memadati Lapangan
Kesenjataan Infanteri (PUSSENIF) di kawasan Supratman. Antusias pengunjung
sendiri terlihat memuncak pada sore hari, penulis yang datang ke acara pada
sekitar pukul lima sore sempat terheran melihat panjangnya antrian masuk yang
mengular hingga ke lokasi parkir. Membludaknya pengunjung bahkan membuat
kemacetan sempat terjadi di sekitar jalan utama. Dari luar venue, terdengar bait-bait lagu berjudul Sendu Melagu dilantunkan
dengan lantang oleh Barasuara seakan
menggoda penonton untuk mendobrak gerbang utama. Penulispun semakin tak sabar
dan memutuskan untuk segera masuk dan melihat meriahnya acara yang sudah
berjalan sejak pukul sembilan pagi.
Benar saja, raut rona bahagia begitu tampak
tersebar dan menyambut penulis yang baru menginjakan kaki di sekitar area
penonton. Rentetan both terlihat
ramai dipenuhi oleh pengunjung mulai dari stan face painting, games-games menarik, hingga beberapa both brand lokal. Beberapa pengunjung
juga nampak asik berfoto di balik dekorasi sayap hitam yang berdiri dengan
gagah di area penonton sebagai lambang khas F2WL. Setelah menyapu pandangan ke
area penonton, mata penulispun terhenti pada arena wahana yang nampak unik
menghiasi acara festival tersebut. Terdapat tiga wahana yaitu bianglala,
kora-kora, dan ombak banyu yang dapat dinikmati pengunjung dan sedikit menguji
adrenalin bagi mereka yang takut ketinggian.
Setelah sempat melewatkan
beberapa musisi sekelas Gamaliel Audrey,
dan Cantika (GAC), Barsena feat Mahagaza, Elephant Kind, dan Littlelute, penulis memutuskan untuk beralih ke depan panggung
untuk menyaksikan NAIF yang
direncanakan tampil sebelum adzan Maghrib. Sesuai dengan rundown acara band yang mengusung
aliran musik bernuansa vintage tersebut
akhirnya tampil dan menghibur penonton dengan list lagu random.
“Seperti biasa hari ini NAIF tidak menyiapkan list lagu, jadi buat kalian yang
mau request boleh minta lagu kita
yang mana aja,” ujar David di atas panggung. Sekitar lima puluh menit berlalu,
beberapa hits lagu dari berbagai albumnyapun sukses memanaskan acara menjelang
malam seperti Kuda Besi, Jikalau, Karena Kamu Cuma Satu, Televisi, Benci Untuk
Mencinta, dan Mobil Balap.
Memasuki waktu senja, awan gelap
terlihat mulai menyelimuti area festival. Cuaca Kota Bandung yang pada hari itu
kurang bersahabat akhirnya diwarnai dengan rintikan hujan yang cukup deras dan
membuat penonton berlarian untuk mencari tempat berteduh. Meskipun hujan deras
berlangsung cukup panjang, hal tersebut tidak menyurutkan sebagian penonton
untuk menyaksikan The SIGIT feat Wing Pandu
Orchesta (WPO) yang mulai unjuk gigi
pada sekitar pukul delapan. Berbalutkan musik alternatif rock dan dipadukan
musik orkestra, band yang kiprahnya sudah terkenal di kancah internasional ini
sukses membuai penonton di malam minggunya.
Setelah tuntas aksi The SIGIT
feat WPO, acara semakin panas saat terdengar riuhan penonton mendaulat Isyana Sarasvati untuk segera naik ke
atas panggung. Dibarengi teriakan penonton, Isyana pun hadir dan nampak anggun
mengenakan dress hitam dan outfit jaket bermotif bunga. Dengan asksi panggung
yang lincah, Isyanapun terlihat asik mengibur penonton dan membuka
penampilannya dengan lagu Tap Tap Tap. Artis yang muncul ke permukaan pada
tahun lalu tersebut sukses menciptakan suasana intim dengan penonton. Saat
membawakan salah satu lagunya Isyana bahkan tak segan untuk duduk di depan
panggung dan membaur dengan penonton yang terguyur rintik hujan. Selain
membawakan tembang hitsnya yang diambil dari debut album pertamanya Explore, ia
juga sempat melantunkan lagu Sorry
dari Justin Bieber yang dimix dengan Adeventure of a Lifetime milik Coldplay.
Acarapun mencapai klimkasnya
dengan penampilan penutup dari grup band asal Bandung NOAH. Tampil dengan formasi lengkap Ariel, Uki, Lukman, dan David berhasil
membuat penonton menyanyikan lagu-lagu yang sudah akrab di telinga penonton.
Beberapa sahabat NOAH nampak berkumpul di satu titik dan mengibarkan spanduk
sebagai bentuk kesetiaan mereka pada band tersebut. Di tengah penampilannya
sang punggawa Arielpun membuka perbincangan dengan penonton, “Teman-teman semua
kayaknya David sedikit gugup nih tampil di almamaternya,” tuturnya yang
kemudian disambut tawa penonton. Dipercaya sebagai band penutup, NOAH terbukti
sukses menghipnotis penonton untuk bersenandung hingga akhir penampilannya
lewat beberapa lagu antara lain Hidup Untukmu Mati Tanpamu, Separuh Aku, Khayalan
Tingkat Tinggi, dan Yang Terlupakan.
Acara F2WL yang digagas oleh SMAN
2 Bandung ini nampaknya sukses menghibur penonton dengan suguhannya. Meskipun
tidak meghadirkan musisi luar negeri seperti tahun sebelumnya, konsep festival yang
fresh patut diacungi jempol karena
mampu menarik antusias ribuan penonton yang mampu bertahan hingga berakhirnya
acara meski dalam kondisi hujan. Event
ini bisa menjadi barometer bagi beberapa sekolah atau kampus untuk terus
melakukan inovasi dalam membungkus acara musik atau festival.
Reporter :
Feari (@fearikrisna) Jurnalis yang hobi traveling tapi sering nyasar di pensiPhotografer :
Dewe (@iamdewe) Hantu pensi, hampir selalu ada di setiap sudut gig, waspada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar