Hal ini yang kemudian mendorong Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) untuk menggelar
sebuah seminar yang bertajuk “Tak Kenal
Maka Tak Branding”. Berbagai
pengusaha dalam berbagai bidang dihadirkan dalam acara ini antara lain Ingriyanti (Owner Jonas Photo), Ihsan Muhammad F (Head of Graphic Dept), Bayu Rengga Mauludi (CEO) POT Integrate
Branding Studio, dan Candra Purnomo
(Co. Founder & Coo. PT NION
Indonesia Utama). Seminar ini merupakan salah satu program kerja yang
diselenggarakan untuk menginspirasi anak muda untuk berwirausaha dan
mengaplikasikan strategi branding
dari jajaran pembicara yang terbilang sukses dalam usahanya.
Hadir sebagai pembicara pertama, Ingriyanti yang berhasil
mempertahankan eksistensi Yonas Photo selama 35 tahun membagikan kisahnya dalam
menapaki perjalanan di dunia fotografi. Sebelum sebesar sekarang, Jonas Photo
merupakan sebuah studio kecil yang terletak di kawasan jalan Batik Jonas.
Awalnya tempat itu sering dijadikan tempat anak muda nongkrong dan berdiskusi
mengenai ilmu fotografi.
Berbeda dengan masa sekarang yang serba digital, proses branding yang dilakukan oleh Jonas Photo
berlangsung dari mulut ke mulut.”Saya tidak pandai branding, fokus saya dulu
hanya mentreatment konsumen dengan semaksimal mungkin sehingga ketika konsumen
puas secara tidak langsung itu akan membranding usaha foto yang saya jalani,”
ujarnya saat seminar berlangsung.
Usaha branding tersebut
berlangsung secara continue dan
terbukti membawa nama Jonas semakin dikenal masyarakat. Jonas Photo seolah menjadi top of mind yang melekat pada
warga Bandung khususnya untuk mengabadikan momen ke dalam sebuah gambar. Hal
ini terbukti dengan banyaknya cabang Jonas yang tersebar bukan hanya di Bandung
tapi juga ke Tangerang hingga Surabaya.
Dalam mempertahankan
branding Jonas Photo juga mempersiapkan langkah untuk melakukan inovasi di
tengah perkembangan zaman. Di tengah sesi tanya jawab, tim Jonas Photo menuturkan
bahwa dalam beberapa waktu ke depan perusahaan tersbut berencana membuat mobile app bagi konsumen. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam melakukan proses order karena di era sekarang orang-orang lebih menyukai berbagai
hal yang bersifat instant.
Namun, Jonas Photo
sendiri menegaskan jika intisari dari branding
yang paling tepat adalah memberikan kepuasan terhadap konsumen. Ada kutipan
menarik yang selalu di pegang teguh oleh perusahaan Jonas hingga kini. “Konsumen
adalah raja, sebesar apapun Jonas kita ada karena konsumen ada,” imbuhnya.
Pembicara kedua dalam acara ini adalah Ihsan Muhammad F (Head of Graphic Dept), Bayu Rengga
Mauludi (CEO POT Integrate Branding Studio). Pot Branding Studio merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan. Berbagai perusahaan sekelas
Matoa, Mouton Slice and Grill, dan Truno Grooming Room adalah beberapa client yang sukses menjalin kerja sama
dengan POT Integrate Branding Studio.
Kedua pengusaha muda ini menginterpretasikan branding
sebagai cermin. “Apa yang kita pakai apa yang kita lakukan jadi sebuah
keseluruhan experiene dari sebuah identitas. Setiap orang punya personality
masing-masing ditunjukan dengan sikap yang akhirnya bisa orang rasain bukan
cuma dilhat,” ujar mereka. Banyak orang
berpendapat jika citra sebuah brand
dapat direpresentasikan melalui logo, namun mereka berpendapat jika brand
is not logo, tagline, and product. It takes more than hat to be a cowboy.
Dalam seminar tersebut, mereka memberikan sedikit rahasia
yang dapat kamu curi dan menjadi kunci utama dalam membranding sebuah produk. “Sebelum membuat sebuah brand, intinya kamu harus tau visi misi brandnya, kalo purpose yang palin dalemnya aja belum kejawab akan susah. Kemudian
tentukan market, cari dulu kira-kira
dengan alasan apa marketnya mau beli. Kemudian pertajam konsep, dan jaga
konsistensi untuk berkarya sesuai prinsip yang ingin dibangun,” ucapnya.
Salah satu brand
yang nampaknya cukup sukses memikat hati anak muda adalah produk tas keluaran
PT. NION Indonesia utama yang hadir meramaikan dunia fashion di Bandung pada tahun 2013. “Awal tercetusnya ide
menciptakan brand ini tidak lain karena keresahan yang kami rasakan melihat
orang-orang ramai dayang ke Mall menggunakan tas gunung, seperti Wanadri mau
diklat di Mall,” celoteh Candra Purno, Co. Founder sekaligus Coo. PT NION
Indonesia Utama.
NION sendiri sukses mengusung tema colorfull pada setiap produknya. Menurut Candra, keberhasilan yang
dia raih bersama rekan-rekan satu timnya karena NION sukses menjual warna
sebagai identitas pada setiap hasil karyanya. Menawarkan 145 warna yang
bervarian, seseorang bisa merepresentasikan personality
dalam dirinya dengan memilih warna produk NION sesuai warna favoritnya.
Strategi branding yang dilakukan oleh NION sendiri adalah
dengan memperkenalkan brand kepada orang-orang yang dinilai memliki pengaruh
terhadap lingkungan. “Di awal merintis kita support
orang-orang yang berpengaruh di sekitar agar brand kita dikenal luas dengan sendirinya. Pada tahap produksi
pertama, kami hanya membuat 50 pcs dan yang 10 pcs itu kita sengaja kasih ke
orang untuk bahan promosi,” katanya. Dengan konsep yang matang, hal ini
terbukti bahwa networking yang kuat ternyata
mampu membawa produk NION dikenal dan mencuri hati pecinta fashion yang menyukai tas bermodel simple dan fleksibel dibawa ke berbagai kegiatan.
Nah, jadi kapan kamu mau mencoba untuk mulai berbisnis?
Semoga tulisan ini bisa sedikit memberikan kamu pencerahan ya. Ingat pepatah
jika sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu datangnya dari berdagang loh! Let’s start to prove you will be the next
entrepreneur succes.
Penulis dan Foto :
Penulis dan Foto :
Feari @fearikrisna, masih mikirin skripsi, belum kepikiran jadi entrepreneur...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar