padapanik.com - Sebenarnya kami cukup mengikuti perkembangan festival besar yang di garap teman-teman KMF Unpad ini, mulai dari open recruitment panitia yang terbuka untuk umum, perencanaan yang target nya akan di laksanakan november 2015, tempat yang lebih besar dan konsep acara yang luar biasa. Sebelum nya kami berpikir, The I Way Fest (TIWF) akan menjadi festival musik terbesar di Bandung dan akan menjadi mimpi besar para musisi untuk manggung di festival tersebut. Sesuai dengan tujuan mulia nya mengumpulkan semua stakeholder musik agar bersilaturahmi dan berkolaborasi, selain itu juga memberi wadah bagi pertumbuhan band-band baru untuk berkembang dan lebih dikenal di masyarakat luas. Sayangnya setelah mengumumkan band-band yang lolos seleksi, TIWF hilang hingga awal tahun.
Lalu kabar gembira, medsos TIWF kembali aktif dengan mengumumkan bahwa Kelompok Penerbang Roket dan Danilla feat Mondo Gascaro siap menjadi bagian festival tersebut. Meskipun acaranya di undur beberapa bulan dan tidak semegah konsep awal, tapi melihat flyer nya tersebar di timeline membuat kami salut melihat perjuangan mereka untuk tetap menyelesaikan acara ini. Beberapa ide awal masih di pertahankan seperti mengundang beberapa record label dan juga adanya exhibition / art performing. Ditambah dengan beberapa line up tambahan yang sangat lebih dari cukup, kami merasa TIWF bisa berhasil ditambah lagi harga tiket nya yang sangat terjangkau.
Beberapa ide unik yang di tawarkan seperti rundown yang acak, sehingga Parahyena sebagai band pembuka, dan White shoes and the couples company yang tampil sore hari membuat penonton datang lebih awal (kebiasaan penonton gigs datang nya sehabis magrib). Ide ini menunjang band-band audisi yang lebih butuh didengarkan. Dan karena acara nya dilaksanakan di Lanud Husein Sastranegara, maka tema yang diangkat pun adalah "create a journey" entah sesuai dengan perjalanan jauh seseorang dengan pesawat atau TIWF adalah sebuah momentum memulai perjalanan panjang bagi The Schuberts, Peonies, Lightcraft dan Godmother yang hari itu tampil sebagai band audisi.
Hingga hari H tiba semuanya berjalan sangat baik, beberapa band pembuka tampil dengan maksimal. Sayang nya keberhasilan acara ini tidak berlangsung lama. Bandung yang sebulan terakhir terus diguyur hujan enggan libur sehari. Setelah WSATCC turun dari panggung, hujan dan angin tiba dan mengacaukan rundown. Sayang sekali tidak banyak persiapan waktu itu, susahnya tempat berteduh bagi para penonton yang sudah berada di venue hingga berimbas pada kerusakan sound system.
Entah bagaimana perasaan para panitia di backstage hari itu, pasti nya tidak akan mudah melihat hasil yang di perjuangkan selama ini, harus berantakan di hari H. Hingga heals dan bedchamber tampil sekaligus konfirmasi bahwa tidak ada band lagi setelah mereka. Sebagian besar penonton kesal karena telah datang jauh, pakaian basah, dan telah membeli tiket. Sebagian lagi masih mendukung panitia yang pasti nya sedang kalang kabut.
TWIF menyisahkan pembelajaran bukan hanya bagi panitia, tapi juga bagi siapa saja yang akan memulai membuat event. Jangan lupa kalau konsep TWIF sangat bagus dan harus nya akan ada event selanjutnya di tahun depan sebagai event balasan untuk menyelesaikan konsep mereka yang belum terealisasi. Tetap semangat teman-teman KMF Unpad! ditunggu an intimacy selanjutnya..
Penulis :
Ashari @arhieashari, penikmat micro gigs
Foto :
Aldira @aldirakusuma, fotografer spesial pensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar