Banner

Boneka lumut adapatasi seni kokedama Jepang

|

padapanik.com - Boneka Lumut yang Diadaptasi dari Seni Kokedama di Jepang Satu lagi produk kreatif yang lahir dari kreativitas anak muda asal Bandung. Dibawah bendera Planter Craft, mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpad), Faldi Adisajana, menciptakan sebuah inovasi baru dalam bidang tanaman hias. Terinspirasi dari seni menghias tanaman di Jepang atau biasa dikenal dengan sebutan Kokedama, dia bersama rekannya Anwar Imannurdi mencoba mengaplikasikan seni tersebut dengan menggunakan kaktus dan sukulen sebagai produk utamanya.


Sekilas, benda mungil yang dilengkapi susunan seperti mata, tangan, dan kaki ini nampak seperti layaknya boneka biasa. Namun, jika lebih dekat, kamu pasti gak akan nyangka kalo produk kreatif ini ternyata merupakan gumpalan lumut yang telah dipercantik sedemikian rupa menjadi tanaman hias dan menyerupai boneka.

Ketika tim padapanik menyambangi rumah produksi Planter Craft di Jalan Sukagalih Kota Bandung, suasana asri dan rimbunnya pepohonan nampak menghiasi pekarangan rumah seakan meggambarkan rasa cinta mahasiswa jurusan agribisnis tersebut terhadap lingkungan. Ide bisnis ini berangkat dari kegabutan yang dia alami selama menjalani tahun terakhirnya menyandang status mahasiswa. Ya sebagaimana lazimnya mahasiswa tnigkat akhir yang mulai bosan jadi aktivis kampus dan minta uang jajan ke orang tua, berbisnis bisa jadi salah satu pilihan yang tepat buat ngisi dan ngasah bakat kamu sebelum memasuki dunia kerja.


Sebelum memulai bisnisinya pada Mei 2015 tahun lalu, Faldi mengaku nyaris patah semangat karena sulitnya menembus pasar dan menciptakan produk yang dapat diminati masyarakat. “Awalnya saya dan Anwar udah semangat jual tanaman hias dengan dudukan pot yang modelnya lucu terbuat dari kayu terus kita coba ikut event di Car Free Day Dago dan gak ada yang beli satupun,” curhatnya. Walapupun sang empunya bisnis sempet merasa down, pengalaman itu tak lantas menguburkan mimpinya untuk mempunyai bisnis sendiri. Jiwa bertani yang tertanam dalam tubuhnya lantas mengantarkan dia untuk terus bereksperimen hingga akhirnya tercipta boneka berbahan lumut yang disukai banyak orang.

Selain bentuknya yang menggemaskan, ukuran tanaman yang minimalis juga membuat proses pemeliharaan boneka lumut ini lebih mudah. Dalam melakukan perawatan kamu hanya perlu merendam boneka lumut dua atau tiga menit selama satu kali dalam seminggu. Media lumut yang digunakan dalam produk ini memang menyebabkan tanamanan yang ditanam lebih lama untuk tumbuh dan berkembang. Namun, tingginya tingkat kelembaban yang terkandung dalam lumut juga membuat kadar air di dalamnya terjaga lebih lama sehingga porses perawatannya lebih praktis.
Lumut yang dia gunakan dalam produknya berasal dari kawasan hutan di berbagai daerah Kota Bandung seperti Dago dan Ciwidey. Dia menjelaskan, hanya jenis lumut tertentu yang dapat digunakan sebagai media tanam. Jadi, jangan asal coba bikin pakai lumut di selokan ya guys (kasian ntar hasil kagak malah bau yang ada). Di awal merintis Planter Craft, Faldi mengaku biasa mencari sendiri bahan lumut yang diperlukan dalam proses produksi. Namun, melihat kondisi pasar yang semakin ramai dan terbentur waku kuliah, kini dia memilih untuk menyuplai bahan lumut dari orang lain.

Dalam membangun bisnis tersebut, Fadli menerangkan hanya menghabiskan dana sekitar Rp.500.000 sebagai modal awal. Tak disangka dengan kerja kerasnya, kini dia bisa memperoleh omzet dari Rp.10 juta hingga Rp. 30 juta rupiah setiap bulannya, tergantung pesanan dan event yang dia ikuti. Boneka lumut hasil karyanya bisa kamu beli mulai dari harga Rp65.000 sampai Rp.75.000 /pcs, tergantung dari jenis tanaman dan biaya transportasi. Dalam memasarkan produknya, Faldi rutin mengikuti berbagai event di Kota Bandung maupun di Jakarta. Beberapa kegiatan diantaranya event kampus di Unpad, Bandung Agri Market, dan mengisi pameran rutin yang digelar oleh Komunitas Organik Indonesia di Kemang setiap minggunya.


Boneka lumut planter craft sendiri telah tersebar hampir ke berbagai daerah di Indonesia mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, Bali, NTT, hingga Sulawesi. Untuk menjaga eksistensinya saat ini, dia mengaku akan melakukan berbagai inovasi sehinga produknya bisa lebih dicintai dan digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan.


“Inovasi ke depan mungkin produk ini bakal lebih bervariatif kaya dikasih kacamata atau emotions yang bervariatif  untuk menciptakan karakter berbeda di setiap boneka jadi lebih unik. Dalam waktu dekat, setiap pembelian juga akan dikasih sertifikat biar mirip adopsi hewan peliharaan, konsumen juga akan bekali CD interaktif supaya anak-anak yang beli misalnya bisa dapat wawasan baru mengenai tumbuhan,” katanya.


Nah buat kamu yang mulai ngerasa kebanyakan nongkrong gak jelas, mungkin sepenggal kisah ini bisa jadi inspirasi buat kamu memulai bisnis. Buktinya gak selalu butuh modal yang besar untuk memulai bisnis, asalkan kamu punya ide out of the box dan diterima pasar, kamu pasti bisa sukses berbisnis. Buat kamu yang ingin meminang karya cantik ini sebagai cindera mata tengok aja langsung instagramnya @plantercraft dan jadilah bagian dalam kampanye go green sebagai salah satu upaya menjaga kelestariaan lingkungan.
Halo pembaca setia padapanik! ini adalah konten baru dari padapanik.com yaitu "out of the box". Konten ini akan menampilkan bisnis, hobi atau konten unik lainnya yang bisa jadi referensi kalian untuk berkarya, Jangan lupa di share ke teman-teman mu yah...
Penulis dan foto : 
Feari @fearikrisna, pencetus konten out of the box
 foto (tanpa watermark) :
Dokumentasi pribadi Plantercraft 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar