![]() |
source : neighbourlist.com |
padapanik.com - Dunia media sosial sempat gempar beberapa
hari kemarin. Setelah upaya rebranding Instagram
dengan mengganti logo mereka dan juga tema aplikasi mereka yang sudah lekat
dengan warna biru dan putih menjadi monochrome, Instagram membuat sebuah
gebrakan lagi dengan adanya penambahan fitur baru yaitu Instagram Stories.
Instagram Stories adalah sebuah fitur baru
yang membuat kita bisa mengupload foto atau video kita tanpa harus ketakutan overposting atau istilahnya nyampah,
karena foto atau video yang kita upload akan masuk di tab sendiri yang tidak akan masuk di feed profile kita, dan akan hilang 24 jam setelah di-post. Fitur baru ini mendapatkan sebuah
sambutan negatif dari para users
Instagram sendiri, loh kok bisa? Bagaimana tidak, fitur baru dari Instagram
yang di beri nama Stories ini sangatlah mirip dengan aplikasi sosial media lain
yaitu Snapchat.
Tidak perlulah saya membahas apa itu
Snapchat, karena saya yakin kalian semua tahu dan mungkin salah satu dari
banyak pengguna Snapchat yang murka atas fitur baru Instagram ini.
Pertanyaannya adalah, apakah sebegitu mentoknya para petinggi dari Instagram
dalam menciptakan fitur baru untuk menjaga para user nya tidak berpindah hati ke aplikasi yang lain?
Semenjak di akuisisi oleh Facebook,
Instagram memang menjadi media sosial yang melakukan beberapa perubahan.
Sebelum mereka meluncurkan fitur terbaru ini, Instagram juga sudah meluncurkan
sebuah system baru yang dimana para user-nya
diharuskan untuk menaikan jumlah engagement
mereka untuk bisa muncul di tab “Explore”. Fitur ini membuat para toko online,
selebgram dan beberapa pihak yang memanfaatkan Instagram beramai-ramai menyuruh
para followersnya untuk menyalakan
notifikasi dari Instagram mereka, agar mereka tetap bisa melihat postingan
secara real time. Dengan jumlah 300
juta pengguna aktif seluruh dunia, Instagram memang menjadi sebuah aplikasi
paling diminati di bawah Facebook, di posisi ketiga baru Snapchat.
Snapchat duduk diposisi ketiga media sosial
yang paling diminati diseluruh dunia. Jangan dikira Snapchat tidak mengundang
minat Mark Zuckerberg untuk mengakuisisinya. Mark sempat ingin membeli Snapchat
dengan mahar 3 miliar Dollar tetapi ditolak oleh pemilik Snapchat dan memilih
menunggu untuk lebih mematangkan Snapchat. Dengan jumlah pengguna aktif 150
juta diseluruh dunia, Snapchat menawarkan fitur berbentuk video dengan beberapa
filter agar tampak lebih “lucu”. Hanya inilah perbedaan Snapchat dengan
Instagram Stories, tidak ada filter tambahan untuk mempercantikan hasil
tampilan dari Instagram Stories.
![]() |
source : mirror.co.uk |
CEO dari Instagram sendiri berujar
“Mereka (Snapchat) layak mendapatkan semua kredit” ujar Kevin Systrom. “Ini
bukan soal siapa yang menciptakan. Ini soal format dan bagaimana kamu menerapkannya
dalam versimu sendiri” tambahnya dalam launching Instagram Stories. Sebuah
pembenaran atau memang begitu faktanya? bila dilihat dari sisi “fun” Instagram Stories masih dibelakang
dari Snapchat tetapi bila dilihat dari sisi lain Instagram Stories menjadi
sebuah keunggulan, apalagi untuk para penggunanya yang memanfaatkan Instagram
sebagai platform pemasaran mereka. Para perusahaan yang menggunakan Instagram
bisa menunjukan sisi lain yang tidak merusak feed mereka seperti konten Behind The Scenes ini adalah konten yang
bisa berkaitan dengan campaign
perusahaan yang sedang mereka jalani. Selain itu, dengan fitur “Stories” para influencer atau selebgram bisa lebih banyak mendapatkan pekerjaan untuk endorse, karena mereka tidak harus
membebani feed mereka dan takut overpost karena dengan fitur ini, mereka bisa
memposting beberapa kali produk yang akan di bagikan kepada para followersnya.
Apakah ini adalah sebuah cara dari
Facebook untuk membunuh Snapchat secara perlahan, karena menolak diakuisisi?
Secara kasar mungkin bisa jadi karena bila dilihat dari jumlah pengguna aktif
antara Instagram dan Snapchat sudah berbanding 2:1 (IG 300 juta : Snapchat 150
juta). Atau ini hanya ego dari Mark
Zukenberg yang putus asa dalam mengakuisisi Snapchat demi membangun dynasty
Facebook yang kokoh dan kuat.
Penulis :
Alta @altatitus, atlit poyok olimpiade Rio 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar