padapanik.com - 12 Oktober 2016 merupakan tanggal yang dinanti oleh
para Moz (sapaan fans Morrissey)
karena akan kembalinya sang legenda Britpop, Morrissey ke Indonesia yang termasuk dalam salah satu destinasi
rangkaian tour-nya. Konser dari
Morrissey ini sendiri dilaksanakan di GBK Sports Complex Senayan. Kehadiran
Morrissey ke Indonesia merupakan
yang kedua kalinya setelah tahun 2012 lalu. Kali ini sang promotor kiosPLAY yang berhasil menghadirkan penampilan seorang legenda dan
ikon Britpop tersebut setelah beberapa waktu lalu juga berhasil
mendatangkan Tame Impala (April 29th, 2016) dan M83 (May 21st,
2016). Karir bermusik Morrissey dikenal dunia saat ia menjadi pentolan The
Smiths, band legendaris yang terkenal di scene musik Inggris pada tahun
1980an. Morrissey membawa The Smiths merilis 15 karya album dan kompilasi album
dalam kurun waktu 5 tahun. Setelah The Smiths bubar, Morrissey pun solo karir.
Ia sukses merilis 49 lagu dan 12 album solo, 3 diantaranya menjadi no 1 di
Chart UK. Album terakhir Morrissey yang berjudul World Peace is None of Your
Business, menjadi salah satu album yang mendapat julukan the most
critically acclaimed records of the year.
Secara keseluruhan konser
dari Morrissey ini berjalan dengan baik. Dimulai dari saat open gate penonton
terlihat mengular membuat barisan untuk segera memasuki venue. Sama seperti
konser-konser Morrissey lainnya, 30 menit sebelum pertunjukan dimulai, penonton
disajikan “hidangan pembuka” berupa kompilasi video tentang segala hal yang
disukai oleh pria kelahiran 22 Mei 1959 itu. Mulai dari video klip musik Sex
Pistols, The Ramones, Alice Cooper, dan New York Dolls; pembacaan puisi Wanting
to Die oleh Anne Sexton, hingga adegan cuplikan film seperti Flesh karya
Andy Warhol. ‘Suedehead’ menjadi lagu pembuka dari konser Morrissey di
Jakarta kali ini. Tak lupa juga
single-single lainnya turut dibawakan seperti ‘Alma Matters’, ‘Let Me Kiss
You’, ‘First of The Gang’, ‘Everyday Is Like Sunday’, ‘Ouijaboard’, dan
masih banyak lainnya. Morrissey juga beberapa kali menyapa para penonton yang
memadati area GBK Sports Complex Senayan. Bahkan pada saat lagu ‘Let Me Kiss
You’, sang pentolan The Smith tersebut membuka baju berwarna biru yang
sudah dipenuhi keringatnya kepada kerumunan penonton di depannya.
Namun yang unik dalam
konsernya kali ini yaitu Morrissey yang dikenal sebagai seorang vegan dan
pendukung organisasi hak asasi hewan PETA menyerukan berbagai pesannya melalui himbauan, lagu, dan visual yang
dikombinasikan secara apik. Salah satunya seperti dalam lagu ‘World Peace is
None of Your Business’. Sebelum membawakan lagu tersebut Morrissey sempat
menyinggung calon presiden Amerika Serikat yang saat ini sedang hangat
diperbincangkan di seluruh dunia. “Apakah kalian suka Donald Trump?” Tanya
Morrissey secara berulang-ulang dan seluruh penonton pun dengan kompak
menyerukan “Tidak”. "Saya
sungguh terkejut," timpal Morrissey. Namun,
daripada di panggung membahas masalah politik di AS, Morrissey melanjutkan
nyanyiannya. "Anda pasti tahu 'World Peace is None of Your Business',"
kata Morrissey sebelum lagu tersebut disajikan. Selain itu ia juga menyerang
kekerasan yang dilakukan oleh anggota kepolisian, utamanya di Amerika Serikat
ketika membawakan Ganglord. Adegan-adegan brutal polisi menendang,
memukul, melempar para warga sipil dipertontonkan dengan gamblang di layar.
Jika polisi yang seharusnya melindungi warga malah berbalik menyerang, maka
kepada siapa masyarakat harus meminta perlindungan?. Penyanyi berusia 57 tahun
ini juga mengangkat isu tentang perlindungan hewan melalui The Bullfighter Dies,
menceritakan tentang Spanyol yang membiarkan perkelahian antara manusia melawan
banteng. “There’s a pain in Spain (Ada penderitaan di Spanyol),”
kata Morrissey. Lalu
mantan vokalis The Smith ini juga sempat menyinggung pemerintah Inggris Prince
William’s dan Kate Middleton melalui visual yang memperlihatkan foto mereka
berdua dengan bertuliskan United King-Dumb. Dan yang terakhir sekaligus menjadi
penutup dari konser Morrissey Live in Jakarta 2016 ini yaitu pada lagu ‘Meat
is Murder’. Morrissey adalah seorang vegan garis keras dan juga
aktivis animal rights. Bahkan di setiap konsernya Morrissey
melarang penjualan makanan berbahan daging dan jika tidak dipatuhi ia tidak
akan mau melanjutkan pertunjukannya. Sehingga pada lagu ini Morrissey
memberi pesan untuk cukup hentikan dalam melakukan kekerasan terhadap hewan
dengan menampilkan visual yang memperlihatkan cuplikan tentang penyiksaan dan
pembunuhan terhadap hewan ternak seperti ayam, sapi, kambing, dan lainnya. Pada
akhir lagu tersebut pun bertuliskan pesan di dalam visual yang menyatakan “Apa
Alasanmu sekarang? Daging Adalah Pembunuhan”.
Dengan berakhirnya lagu tersebut maka berakhir sudah konser Morrissey
Live in Jakarta 2016. Total 19 lagu dalam setlist dibawakan
dengan durasi sekitar 90 menit. Meskipun para penonton sedikit kecewa karena
tidak adanya encore atau salam perpisahan dari sang legenda Britpop tersebut,
namun rasa kerinduan akan melihat performnya secara dekat terbayar tuntas pada
konser di malam itu. GrĂ¡cias, Pappi Morrissey!
Penulis :
Dwiki @iamdewe, si ganteng kalem.Foto :
Dokumentasi KIOSPLAY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar