Setelah "Koala Kumal" keluar, entah kenapa semakin banyak orang yang menyinyir Raditya Dika di media sosial. Salah satunya di Hipwee yang membahas tentang prediksi bahwa tidak lama lagi orang akan bosan dengan Raditya Dika. Hal itu sepertinya sampai ke telinga sang penulis hingga tidak lama "Hangout" hadir menjadi sebuah pembuktian seorang Raditya Dika.
Gak tau kenapa, yang orang ingat dari setiap karya Raditya Dika hanya soal cinta. Padahal, beberapa karya dikemas dengan sangat jenius bahkan cara menulis komedi nya menjadi influence yang sangat berpengaruh bagi perkembangan industri komedi di Indonesia. Buku "Manusia setengah salmon" dan "Koala Kumal" misalnya. Value dalam buku pasti akan melewati ekspetasi para konsumen buku humor karena pembaca akan di buat berpikir hal-hal yang tidak kita sadari sebelumnya.
Dalam 1 tahun membuat 2 film dan menjadi raditya dika itu sulit. Setelah di ejek karena karya nya "cinta-cintaan doang". Raditya dika menyelesaikan waktu singkat dengan membuat film bergenre Thriller-Comedy sebuah langka yang berani untuk membuktikan sesuatu.
9 orang public figure diantara nya Raditya Dika, Mathias Muchus, Soleh Solihun, Prilly Latuconsina, Gading Marten, Dinda Kanya Dewi, Surya Saputra, Titi Kamal dan Bayu skak di undang seorang sosok misterius ke sebuah pulau. Bukannya di ajak syuting seperti yang mereka harapkan. Mereka malah mati satu-persatu hingga akhirnya yang tersisa berusaha mencari tahun siapa pembunuhnya.
Hanya itu yang bisa saya tulis di sinopsis menunjukan film ini memang punya cerita sederhana dan rentan spoiler. Tidak hanya jalan cerita, ada beberapa hal yang membuat film ini bisa selesai dengan cepat. Meskipun melalui vlog yang di unggah di youtube, terlihat proses syuting nya sangat sulit.
Sebuah film membutuhkan waktu penulisan dan proses kreatif yang panjang, produktivitas Raditya dika dan kejeniusan nya mampu mengakali film ini agar bisa selesai dengan cepat. Di antara nya :
Sebuah film membutuhkan waktu penulisan dan proses kreatif yang panjang, produktivitas Raditya dika dan kejeniusan nya mampu mengakali film ini agar bisa selesai dengan cepat. Di antara nya :
- Cerita ini sangat sederhana, kalau kalian penggemar card game / board game "Werewolf" pasti familiar dengan cerita ini. Bahkan di Jepang pernah membuat film yang ceritanya di adaptasi dari game ini. Raditya Dika adalah penggemar dan pemain pro dalam permainan ini.
- Hanya ada 9 pemeran utama termasuk dia yang semuanya adalah aktor pro. Kecuali Bayu Skak yang meskipun adalah Youtubers, ia juga sudah beberapakali terlibat dalam film sebagai pemeran utama. Hal ini di buktikan Radit yang biasanya hanya mengandalkan Stand Up Comedian atau Youtubers pemula untuk mengurangi budget sekaligus menjadi buzzer untuk filmnya.
- 9 Pemeran utama tersebut memerankan dirinya sendiri, nama mereka sendiri dan profesi mereka sendiri. Meskipun ada beberapa improve untuk kebutuhan komedi, yang jelas untuk membentuk karakternya tidak akan begitu menguras waktu karena aktor yang di pilih sudah memiliki background yang kaya.
- Menulis skrip komedi memang sangat susah, di tambah lagi ia harus menulis materi untuk Stand Up Comedy dan beberapa kerjasama brand yang pasti menguras ide. Oleh karena itu, materi komedi kali ini kebanyakan seputar kehidupan pribadi para pemain. Jokes sehari-hari. Berbeda dengan Koala Kumal yang memperbanyak komedi situasi. Kali ini memasukan unsur komedi ceng-cengan sehari-hari atau bisa termasuk materi roasting tiap pemain. Sehingga mudah related dan mudah untuk di tertawakan. Seperti membahas Prilly sebagai mantan pemain GGS, atau Gading Marten yang masih kalah terkenal dengan Roy marten sang ayah. Komedi yang mudah, Radit hanya memikirkan timing nya yang pas.
- Ingat film "Single" dimana Radit mengajak Babe Cabita dan Pandji Pragiwaksono untuk menjadi partner bermainnya? Hasilnya di bawah ekspetasi. 3 Stand up comedian senior itu ternyata tidak cocok, tektok yang di tawarkan tidak seru sama sekali. Kali ini, Raditya Dika mengajak Soleh Solihun dan Gading Marten sebagai partner nya. Hasilnya? Pecah!! Soleh Solihun di bebaskan ngoceh sepuasnya dan apapun yang keluar dari mulutnya seperti terlalu mudah untuk lucu. Jangan lupa masih ada 6 pemain lainnya yang siap menambah amunisi komedi nya.
Film ini di selesaikan dengan cepat dan pastinya tidak lama lagi akan menembus 1 juta penonton. Sayangnya Image Radit yang lama membuat para calon penonton menganggap bahwa film Radit hanyalah untuk segmentasi remaja. Sehingga menurunkan minat untuk menonton. Padahal ini adalah film Raditya dika pertama yang hanya bisa di tonton umur 13 tahun keatas.
Ceritanya sederhana, dengan genre thriller dan comedy yang sangat kontradiksi. Sayang sekali, Teka-teki di selesaikan dengan terlalu mudah, modus pelaku nya juga cukup mengerutkan dahi. Plus nya, Raditya Dika selalu berhasil mengakhiri konflik dengan manis. Spesialis yang jarang orang ingat.
Filmnya sangat padat, konflik sangat cepat. Ada beberapa adegan klise yang membosankan. Film ini disusun lumayan rapih. Sebagai spesialis film komedi, Adegan Thriller yang di tampilkan tidak main-main. Efek sadis dan darah pun cukup seram. Meskipun tetap saja bikin ketawa. Kalau saja film ini di persiapkan lebih lama, saya yakin hasilnya akan jauh lebih maksimal.
Di luar itu, Prilly Latuconsina menunjukan kualitas akting yang sangat baik. Mungkin beberapa tahun lagi dia bisa jadi aktris yang mumpuni. Dinda kanya dewi memiliki peran yang cukup membantu komedi, sayangnya beberapa terlalu over, meskipun adegan paling pecah ada di scene dia. Di paragraf ini, saya tetap ingin memuji trio Raditya Dika, Soleh Solihun dan Gading Marten yang solid membentuk set up dan punchline. Komedi nya jelas sekali tidak di tulis oleh Radit sendiri. Mengingatkan saya pada Trio Warkop (maafkan saya fans warkop). Tapi celetukan Soleh Solihun sangat kaya akan komedi mengingatkan saya pada almarhun Kasino. Radit menjadi Alm.Dono dan Gading menjadi Indro. Itu versi saya loh ..
Rating 7.0 / 10
Penulis :
Ashari @arhieashari, mengkonsumsi karya Raditya Dika sejak SMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar