Banner

Cek Toko Sebelah : Drama komedi Highly Recommended

|

padapanik.com - Setelah kesuksesan "Ngenest". Ernest Prakasa tidak mau menunggu lama untuk segera menyelesaikan film kedua nya. Menjadi Penulis naskah, Sutradara sekaligus pemain tidak membuat Ernest kesulitan untuk segera mendulang kesuksesan nya kembali. "Cek toko sebelah" hadir dengan biasa saja tanpa pernah menjadi salah satu film yang di tonton dengan ekspetasi tinggi. 

Kalian pasti merindukan film yang mengangkat kisah sehari-hari yang sederhana dan erat dengan budaya. Tanpa harus mengeluarkan budget besar-besaran untuk syuting di luar negeri, atau menghabiskan ratusan juta untuk efek CGI yang memanjakan mata. Kemana pun kemajuan film Nasional nantinya pergi, Film-film sederhana dengan kisah yang ringan akan tetap dirindukan. Seperti film-film Monty Tiwa misalnya. 

Etnis Tionghoa di Indonesia yang erat mindset nya dengan pedagang atau membuka toko menjadi benang merah dalam film ini. Koh Afuk (Chew Kin Wah) adalah seorang pedagang toko sembako yang mulai sakit-sakitan dan merasa harus mewariskan toko ke anak bungsu nya Erwin (Ernest Prakasa). Sedangkan Erwin adalah seorang excecutive muda yang karir nya cemerlang bahkan sedang di promosikan untuk bekerja di Singapura. Disatu sisi, Yohan (Dion Wiyoko) adalah anak sulung dari Koh Afuk yang ingin sekali melanjutkan toko, sayangnya hidupnya yang berantakan membuat orang tua nya tidak mempercayai nya. Konfik tiba ketika Erwin harus memilih antara melanjutkan toko atau meneruskan karir, sedangkan di sisi lain, seorang pengusaha properti ingin membeli toko Koh Afuk. 

Jika di lihat dari sinopsis nya, Jelas sekali kalau cerita nya sederhana. Tapi tidak jika kalian sudah menonton filmnya. Karakter dan situasi disusun dengan baik sehingga penonton bisa memahami betul emosi nya. Penonton akan dibawa mengenal ketiga karakter utama lalu belajar memaknai pilihan dan kedekatan emosional dengan keberadaan toko. Bahkan ada beberapa detail yang berhasil diingat penonton. Misalnya tentang ibu Hilda yang suka ngutang. Saat di bahas di akhir, orang langsung related tentang kebiasaan utang nya. Padahal karakternya tidak banyak di tampilkan. Penonton yang tertawa berarti memahami betul karakter ibu wiwin yang hanya di tampilkan sekilas tersebut. 

Kalau Raditya Dika mengamini dan menjadikan jokes tentang akting nya yang begitu-gitu saja, Ernest malah habis-habisan mengeksplore kemampuan akting nya dalam scene-scene drama yang sulit. Apalagi setelah menimba pengalaman beradu akting dengan Reza Rahardian di film "Rudy Habibie" sebuah film yang minim komedi. Dion Wiyoko dan Chew Kin Wah adalah lawan main yang tepat. Ketiganya beradu peran dengan sangat dramatis, khususnya Dion Wiyoko yang semakin matang dari film satu ke film selanjutnya. Sayangnya peran Nathalie (Gisella Anastasia) tidak mengimbangi dengan baik. Memerankan tokoh penting dalam film pertama sepertinya jadi cobaan tersendiri. 

Selalu ada komedi yang miss, Tapi pecahnya scene komedi nya membuat orang memaafkan itu. Seperti biasa, humor dalam film ini di perkuat dengan keberadaan para Stand Up Comedian. Tidak tanggung-tanggung, Ernest mengkonfirmasi ada sekitar 20 komika yang ikut bermain dalam film ini. 
Tentunya, tingkah duo komika bekasi paling rese "Awwe" dan "Adjis Doa Ibu" masih menjadi jagoan dalam film ini sama halnya seperti di film Ernest sebelumnya. Kisah cinta segitiga antara "Dodit Mulyanto", "Arafah Rianti" dan "Anyun Cadel" juga gak kalah kocaknya. Sedangkan di pemain non komika. "Asri Welas" sangat berkarakter dan mengundang tawa sebagai bos perusahaan yang care tapi annoying. Jangan lupakan, "Kaesang" akan jadi kejutan di film ini.

Jangan berharap film ini hanya komedi. Drama dalam film ini digarap dengan sangat serius. Beberapa scene sangat menguras air mata bagi si peka. Sangat emosional, kejelian Ernest menyusun skrip-skrip drama yang tidak lama kemudian diangkat kembali ke komedi-komedi situasi yang gak kalah cerdas nya. Oh iya, film ini juga di dukung dengan baik oleh soundtrack-soundtrack nya. Film ini jadi sangat reccomended di awal tahun ini. Bahkan film ini layak di putar di negara-negara tetangga.

Rating 8.5/10

                       

Penulis :
Ashari, @arhieashari berharap kelak bisa segera menulis skrip komedi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar