Dari line up nya saja, saya pribadi tidak begitu tertarik untuk hadir. Sudah bisa dibayangkan, Para penonton akan histeris melihat Elephant kind dan bakal ikut bernyanyi sepuasnya saat menonton Maliq n d'essentials. Dan Bumi Sangkuriang sebagai venue nya sudah kebayang bakal seperti apa.
Menempatkan film pendek sehabis magrib tentunya menjadi ide brilian, karena penonton mulai merapat dengan jajanan nya masing-masing. Mereka berharap idola nya akan segera naik ke panggung. Nyatanya film pendek dijadikan appetizer yang cukup dilirik. Fasilitas pemutar film pun cukup niat.
Sebelum penampilan mereka, Film Pendek berjudul "Julian Day" karya Gianni Fajri sangat menarik perhatian. Mungkin karena kualitas nya diatas beberapa film pendek sebelumnya. Film ini akhirnya bisa saya saksikan setelah mendengarkan promosi nya di salah satu TV swasta. Film ini diangkat dari EP Elephant Kind.
Yang pertama, mereka semua adalah mahasiswa yang jelas bukan pemain teater (kelihatannya), ya kedua mereka memainkan teater yang pastinya punya pesan yang berat dan tersirat. Sehingga penonton diajak berpikir untuk memahami. Yang ketiga! Mereka tampil sebelum band utama! Bayangkan betapa tidak sabarnya penonton menunggu Maliq n' d'essentials malam itu. Dan betapa beban nya para pemain dan panitia. Gimana kalau penonton ngamuk? Untung saja tidak terjadi, hanya keluhan-keluhan tanpa henti yang terdengar di telinga.
Sebenarnya pesan yang dibawakan sangat positif. Meskipun banyak adegan slaptick dan kata makian. Tapi mereka sedang menjalankan fungsi sebagai mahasiswa yang kritis dan peka terhadap masalah sosial. Terdapat papan bertuliskan "dilarang, kecuali pribumi" sudah mewakili banyak hal. Ditambah lagi yel-yel "ser geser-geser, sur gusur-gusur" begitu nempel dikepala. Banyak hal yang tidak dimengerti, tapi yang bisa saya tangkap adalah keberanian. Setelah pertunjukan yang kurang lebih 15 menit tersebut, dilanjutkan dengan penampilan tarian daerah. Masih nekat aja..
"Untung Band terakhir Maliq n d'essentials. Bukan Slank.."
Hingga tiba saatnya yang dinanti-nanti. Band spesialis lagu-lagu hits tersebut akhirnya manggung dan menyenangkan penonton. Sayang sekali, resiko dari eksperimen sebelumnya membuat band yang dinanti tersebut harus di cut karena sudah pukul 23.00 malam. Dan acara harus segera dibubarkan.
Terlihat para penonton masih kecewa hingga beberapa menit masih setia di depan panggung meskipun sang idola sudah tidak di hadapan mereka.
Penulis :
Ashari @arhieashari.Foto :
Dwiki @iamdewe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar