Kali ini,
bioskop Indonesia kembali dihiasi oleh film horror yang tak kalah menyeramkan
bahkan digadang-gadang akan meraih kesuksesan yang lebih dari film Danur. Tidak
mengherankan memang, kalo spekulasi itu muncul, karena film garapan Joko Anwar
selalu punya cita rasa yang khas di mata para penonton.
Me-reboot film dengan judul yang sama, Pengabdi Setan hadir dengan menawarkan suguhan plot berbeda. Mengangkat kisah tentang keluarga yang tinggal di hutan terpencil, keempat bersaudara Rini (Tara Basro), Tony (Endy Arfian), Boni (Nasar Anuz), Ian (M. Adhiyat),hidup bersama Nenek, Ayah (Aditya Bront Palarae), dan Ibu (Ayu Laksmi) mereka. Keluarga tersebut mengungsi ke rumah tua milik sang Nenek karena beberapa tahun terakhir tengah mengalami kesulitan keuangan.
Berlatar
belakang tahun 1981, sang Ibu diceritakan mengalami sakit misterius yang
membuat dia hanya mampu terbaring di tempat tidur. Ibu sendiri sudah tiga tahun
sakit parah hingga akhirnya meninggal dunia. Ibu diceritakan sebagai seorang
penyanyi yang karirnya sudah meredup di masa akhir hayatnya. Hal itu juga yang
membuat keluarga tersebut tak mampu merawat Ibu dengan layak di rumah sakit.
Di awal
cerita, film ini memberikan persepektif Ibu yang dipandang berbeda oleh setiap
anaknya. Sebagai kakak tertua, Rini dan Tony dinilai punya hubungan yang cukup
baik dengan sang Ibu. Di kala sang Ibu membutuhkan bantuan, Rini selalu sigap
menolongnya. Begitupun Tony yang memiliki kebiasaan menyisir rambut sang Ibu
dan menemaninya sebelum tidur. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan,
Bondi dan Ian yang tak punya nyali untuk menemani atau sekedar masuk ke kamar
Ibu. Di satu sisi mereka ingin sang Ibu sembuh tapi di sisi lain mereka enggan untuk menatap paras
Ibu yang semakin meyeramkan.
Berselang
satu hari setelah kepergian Ibu, Ayah terpaksa merantau ke kota untuk mencari
nafkah dan meninggalkan keluarga kecilnya di rumhauntuk sementara. Dari sinilah konflik mulai muncul karena
rupanya kematian sang Ibu telah mengundang hal-hal ghaib dan membuat suasana
rumah menjadi mencekam. Siapa sangka pada akhirnya, keluarga tersebut harus
menerima terror dengan kembalinya sosok sang Ibu yang kini kembali pulang untuk
menjemput. Film ini pun mengisahkan tentang bagaimana Rini, melindungi Nenek
dan adik-adiknya dari terror pasca sang ayah meninggalkan rumah.
Atmosfer
mencekam dalam film ini sendiri sudah terbangun pada sepuluh menit pertama film
di mulai. Dari awal sampai akhir film, berbagai adegan menyeramkan disuguhkan
dengan sangat rapih. Mskipun beberapa adegan klasik seperti sosok hantu muncul
di cermin masih dimainkan dalam film ini. Selain itu, jokes-jokes mengocok
perut yang dihadirikan dalam film ini dihadirkan pada porsi yang pas sehingga
tidak mengurangi esensi seram dari film
ini.
Pengambilan
backround cerita dalam film ini juga
nampaknya sedikit terpengaruh dari template
horror James Wan, seperti cerita
tentang keluarga yang begitu mudah disusupi kekuatan hitam karena kurangnya
iman pada setiap anggota keluarga. Ditambah cerita tentang sekte yang tak kalah
menarik dan menjadi salah satu twist dalam
film ini.
Sekilas,
film ini mengingatkan saya dengan film Jalangkung atau Kuntilanak yang sukses
buat merinding dan seisi bioskop menjerit keras. Ditambah kepiawaian aktor dan
aktris yang sangat natural dalam memainkan perannya. Satu kalimat yang terbesit
setelah menonton film ini adalah “Sudah lama saya tidak melihat film horror
Indonesia sekeren ini”. Jadi buat kamu yang masih penasaran, silakan datangi
bioskop terdekat untuk mengenal sosok sang Ibu lebih dekat!
Penulis :
Feari Krisna @fearikrisna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar