padapanik.com - Sejak beredar isu serial TV “Keluarga Cemara” akan
diangkat ke layar lebar, film ini mungkin menjadi salah satu karya yang ditunggu para
pecinta film tahun ini. Bagaimana tidak, serial TV yang diadaptasi dari buku
karya Arswendo
Atmowiloto dinilai sangat melegenda dan melekat di hati pemirsa di
tahun 90’an berkat kekuatan cerita dan karakter yang ditampilkan. Serial ini pertama kali tayang pada 6
Oktober 1996 di stasiun televisi RCTI.
Keluarga
Cemara berkisah tentang Abah, Emak, Euis, Ara (Cemara) dan Agil yang yang berjuang dalam
menghadapi berbagai persoalan hidup dalam kesehariannya. Meski digambarkan sebagai keluarga sederhana, namun kekuatan cinta yang ditampilkan satu sama lain
membuat Keluarga Cemara menjadi role
model oleh mayoritas keluarga Indonesia kala itu.
Film Keluarga Cemara menjadi debut bagi Yandy Laurens, sutradara
yang namanya melambung berkat web series “Sore” dan “Mengakhiri Cinta
Dalam 3 Epsiode”. Melalui film bergenre drama romantis tersebut, Yandy sukses menguras
emosi penonton dan membuatnya digandrungi banyak orang. Yandy juga sempat memenangkan XXI Short Film Festival dengan
film pendeknya berjudul Wan An pada tahun 2012. Tak
mengherankan jika Visinema
Pictures akhirnya melirik Yandy Laurens untuk menggarap film tersebut.
Keluarga Cemara dibintangi oleh banyak artis ternama. Namun, dalam adaptasi serial tersebut terdapat empat tokoh
sentral yang dipercaya memerankan tokoh utama, yaitu Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina Zubir (Emak), Adhisty Zara (Euis), dan Widuri Puteri (Ara). Bagi sebagian
orang nama Widuri dan Zara mungkin masih terdengar asing. Widuri merupakan putri
dari pasangan selebrity Dwi Sasono dan Widi Mulia. Sementara Zara adalah salah
satu member idol group JKT48 yang sebelumnya juga terlibat di film Dilan 1990. Film Keluarga Cemara menjadi debut keduanya dalam merambah dunia seni
peran.
Film ini berkisah tentang satu keluarga yang terdiri dari Abah , Emak, Euis, dan Ara yang hidup bahagia dan berkecukupan. Namun, masa-masa tersebut rupanya hanya berlangsung sementara. Konflik bermula saat Abah mengalami musibah ditipu rekan kerjanya sehingga membuat usaha yang dibangunnya selama ini jatuh bangkrut. Di tengah perayaan ulang tahun Euis yang ke-13, keluarga tersebut harus rela dipermalukan dan diusir secara paksa oleh partner bisnis Abah untuk meninggalkan rumah mewahnya. Bangkrutnya Abah membuat Keluarga Cemara pindah dan menepi untuk sementara waktu ke sebuah perkampungan. Keharmonisan keluarga inipun diuji ketika kehidupan Keluarga Cemara berubah seratus delapan puluh derajat. Sebagai kepala keluarga, Abah memikul beban yang berat untuk memberikan pengertian kepada kedua anaknya yang terbiasa hidup mewah. Euis yang semasa sekolah berteman dengan remaja kalangan atas, kini harus berbaur dengan anak-anak kampung.
Tidak berbeda dari materi aslinya, film Keluarga
Cemara mengulik kisah lain dari sebuah keluarga yang baru saja jatuh miskin.
Banyak keterpurukan yang terjadi dalam kisah keluarga Cemara, namun diangkat
tanpa mengeksploitasi penderitaan. Yandy Laurens sangat benar bagaimana mengemas
kisahnya yang penuh akan problematika itu menjadi sesuatu yang berbeda. Film ini mengisahkan
tentang bagaimana orang-orang yang kalah menemukan kemenangan dengan tumbuh
bersama keluarga.
Keluarga Cemara garapan Yandy Laurens ini juga meremake beberapa bagian
yang membuat film ini berbeda dari versi aslinya. Beberapa perubahan dibuat
lebih kekinian sehingga lebih relevan dengan keadaan saat ini. Langkah yang
dipilih Yandy Laurens dan Gina S. Noer sebagai penulis naskah
mungkin dinilai sebagian orang bersiko. Namun, perubahan ini bukan hanya
akan membangkitan memori pecinta serial TV Keluarga Cemara, tapi juga
melahirkan penggemar baru dari generasi milenial yang sebelumnya belum pernah
menonton sama sekali.
Meskipun berangkat dari serial TV, Yandy
Laurens mampu mengemas cerita dengan durasi yang pas. Dengan durasi mencapai
115 menit, Yandy Laurens mampu mengembangkan karakter setiap pemain tanpa perlu
tergesa-gesa. Dalam film ini kita diajarkan tentang bagaimana melihat suatu
persoalan dalam persepektif berbeda. Film ini membukakan pandangan untuk selalu berada dalam pemikiran bahwa keluarga itu satu.
Hadirnya film Keluarga Cemara, menjadi pembuka yang manis
di awal tahun 2019. Saya yakin, film ini akan memborong banyak penghargaan pada
ajang-ajang bergengsi tahun ini. Performa pemain dimainkan dengan sangat apik
seakan meyakinkan penonton bahwa mereka adalah
keluarga yang ada di kehidupan nyata. Didukung dengan musik-musik dari Ifa Fachir yang melantun indah mengiringi setiap adegan dalam film, dijamin akan membuat pabrik tisu
kehabisan stock bulan ini. Keluarga Cemara tak sekedar dikemas menjadi film yang cengeng,
melainkan menjadi sebuah film yang menghibur tanpa mengabaikan rasa emosional yang terkandung di
dalamnya. (9/10)
Penulis :
Penulis :
Feari Krisna @fearikrisna
Artikel yang sangat bagus Gan ^^
BalasHapusIzin Coment & Share Ya ^^
live score365
aoncash
link alternatif aoncash
aoncash indo
aoncash com
aoncash login
link aoncash
aoncash judi bola