Banner

Menikmati Kebingungan Konsep Waktu Melalui Serial Dark

|


padapanik.com - Di tangan sineas kreatif, waktu dapat didefinisikan sebagai sebuah elemen subjektif. Waktu bisa jauh dan dekat, tergantung dari mana kita melihatnya. Saat menyelami dunia Dark, kita akan bertemu fase masa lalu, masa kini, serta masa depan yang sebenarnya saling mengisi dan mempengaruhi.

Dark mengambil latar di sebuah kota kecil di Jerman bernama Winden. Ada sesuatu yang menjadi magnet disana. Winden seperti sebuah petak mistis yang dilupakan dunia. Semua warganya tidak mau meninggalkan kampung halaman, bahkan sampai kakek nenek.

Serial dibuka dengan adegan Michael Kahnwald yang gantung diri dan meninggalkan sepucuk surat untuk anaknya, Jonas. Kematiannya semakin misterius karena di amplop tertulis pesan agar surat jangan dibuka sebelum 4 November 2019, yang berarti lima bulan ke depan.

Jonas, terguncang dan kebingungan, dua bulan absen dari sekolah. Sekembalinya ke sekolah, Winden kembali dirundung duka. Kali ini ada anak bernama Erik Obendorf yang menghilang secara misterius.

Selanjutnya, penonton dihajar oleh rentetan kebingungan yang lain. Semua orang seperti menyimpan rahasia dan dosa. Ada Ulrich Nielsen kepala polisi yang berselingkuh, Ines Kahnwald perawat yang menarik diri dari masyarakat, atau Helge Doppler pasien rumah sakit jiwa yang mengabarkan kiamat ke orang-orang.

Puncak konflik perdana serial Dark di musim pertama adalah hilangnya Mikkel Nielsen di gelap hutan. Anak pendiam berusia 11 tahun ini terpisah dari kakak dan teman-temannya yang sedang mencari drugs di depan mulut gua.

Singkat cerita, saat keluar dari gelap gua, secara misterius Mikkel berada di tahun 1986. Jarak 33 tahun ke belakang tentu cukup jauh untuk mengenali siapa-siapa. Merasa sendiri di dunia yang asing, Mikkel mencari cara untuk kembali pulang. Sama halnya dengan Ulrich Nielsen yang menggali informasi kesana-kemari untuk menemukan sang anak.

Lambat-laun, penonton akan tersadar bahwa persoalan yang terjadi bukanlah soal where, melainkan when. Sampai disini, saya tahu kalau Dark akan memberikan pengalaman sinematik yang unik.

##

Time travel tentu bukan sebuah tema baru di industri perfilman dunia. Sebut saja beberapa film populer seperti Source Code (Jake Gyllenhaal), Edge of Tomorrow (Tom Cruise), hingga Doctor Strange (Benedict Cumberbatch).

Namun, Dark terlihat berbeda karena dia begitu dekat dan nyata. Premis time loop di Winden terasa masuk akal dengan segala konsep fisika yang menyertainya. Terlebih lagi, gua misterius yang menjadi ‘penghubung waktu’ memang berada di lokasi reaktor nuklir.

Bukan hanya di 1986, teka-teki kasus kematian orang juga terjadi di 33 tahun sebelumnya, yakni pada tahun 1953. Oleh karena itu, untuk musim pertama penonton disajikan kisah paralel dari tiga zona waktu tersebut. Penonton dipaksa untuk mengurai korelasi antara satu peristiwa yang terjadi di masa lampau dan masa depan.


Sudah cukup membingungkan?



Menonton Dark memang butuh fokus dan daya ingat yang baik. Kita harus mengerti siapa bertemu siapa, serta apa efek yang ditimbulkannya. Selain kisah yang cukup rumit, ada banyak karakter dengan nama-nama Jerman yang mungkin asing di telinga. Setiap keluarga punya konflik dan rahasianya sendiri.

Tapi dijamin kita akan ketagihan dengan serial ini. Latar muram dan plot twist yang bertebaran disana-sini sangat cukup untuk menahan kita agar tidak beranjak dari kursi. Kadang alur cerita terasa di luar logika, namun biarkan saja diri kita tenggelam di kekacauan plot ala Dark. Perlahan satu per satu benang merah akan terjalin.

Bagi pecinta science fiction, silakan menyelam dalam keindahan Dark. Serial Netflix ini begitu populer, bahkan banyak fansnya yang cukup militan. Tidak heran, Dark mendapat rating 8.7/10 dan tercatat di peringkat 60 dalam daftar Top Rated TV Shows di IMDB. Ide dan plot cerita kuat menjadi modal yang sangat baik untuk menggaet perhatian penonton.


Penulis :

Rean Hidayat @reanhidayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar