padapanik.com - Indonesia bikin film tentang anjing? Menonton trailernya pertama kali saja sudah bikin saya kaget sekaligus takjub. June & Kopi menjadi satu dari sekian film Indonesia yang akhirnya gagal tayang di Bioskop karena pandemi, dan akhirnya memilih ditayangkan di layanan OTT (Over The Top) seperti Netflix atau Disney+. Padahal film sangat potensial untuk dinikmati di bioskop saat libur lebaran. Tapi setidaknya, June & Kopi menjadi salah satu dari daftar list film Indonesia yang persahabatan manusia dan anjing terakhir kali ditahun 1974 dengan judul "Boni dan Nancy". Sedangkan film tentang Anjing yang ada dalam daftar film yang pernah saya tonton hanyalah seri Air Bud.
Aya dan Ale adalah pasangan suami istri yang tadinya hanya memiliki seekor anjing bernama Kopi. Lalu suatu hari, Aya mengadopsi anjing jalanan dan diberi nama June. Sayangnya, June seekor anjing yang tidak suka dengan anak kecil. Hal ini membuat Ale deg-degan ketika Aya mengandung dan bersiap punya anak pertama.
Saya sendiri tidak begitu familiar dengan sutradaranya, Noviandra Santosa. Karya terakhirnya, Pintu Merah (2019) juga belum pernah saya dengar sebelumnya. Padahal June & Kopi terasa sangat matang, ditambah lagi, bukan cuma manusia yang harus di-direct, tapi juga dua ekor anjing. Pastinya kesulitan di lapangan jadi double. Mungkin ini juga yang menjadi alasan Ryan Delon dipilih untuk memerankan Ale yang notabene adalah pencinta anjing. Padahal Ryan sudah cukup lama tidak bermain film layar lebar.
Alur June & Kopi disusun sangat rapih, sehingga setiap karakter nya menjadi sangat kuat. Bahkan karakter Kopi yang menjadi supporting character bagi June. Tadinya saya merasa, Kopi sepertinya adalah anjing yang tidak begitu spesial seperti June. Tapi ternyata, ia memainkan karakter yang tepat dan pelan-pelan saya dibuat paham dengan karakternya. Alur ceritanya berjalan apa adanya, tanpa usaha plot twist, meskipun ceritanya pelan-pelan semakin tertebak dan terasa biasa, namun kuatnya kelima karakter utama dan kokohnya premis membuat ceritanya tetap menyenangkan bahkan untuk di tonton berulang-ulang. June & Kopi harusnya masuk dalam daftar list film yang tayang di TV saat libur nasional.
Sepertinya saya sangat terbawa suasana dengan persahabatan June & Karin yang saya rasa harusnya bisa dilanjutkan. Petualangan seru keduanya bisa menjadi salah satu film anak-anak yang diingat hingga dewasa, bahkan sangat berpotensi dibuat sekuelnyal. Kisah Heroik Anjing yang bikin karakter June dan Karin menjadi idola baru anak-anak. Sayangnya, Penulis film ini lebih memilih mengakhiri film dengan drama menguras air mata yang mungkin akan memenangkan piala citra dan mendapat ulasan positif dari orang dewasa, dibandingkan menciptakan hype baru dikalangan anak-anak yang jadi lebih ingin memelihara anjing atau ikut menolong anjing liar layaknya kucing liar di Indonesia. Mungkin juga penulis sadar, bahwa konflik yang diciptakan di akhir masih sangat umum dan biasa saja.
Bagaimana yah menjelaskan nya? Yang jelas endingnya sangat disayangkan meskipun scene Karin di tangga menjadi scene yang tepat untuk mengakhiri filmnya.
8/10
Penulis :
Ashari @arhieashari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar