Banner

TONIGHT SHOW PREMIERE melawan aturan klise televisi

|

padapanik.com -  Pandemi tidak hanya berdampak pada industri hiburan off air. Bahkan on air pun, kena dampak nya. Bukan soal bisnis mereka yang anyep, tapi soal aturan-aturan yang membingungkan setiap program nya. Diawal pandemi mereka harus menjaga jarak sehingga jumlah tamu yang on frame dibatasi dan tidak boleh dihadiri oleh penonton. Kemudian diharuskan menggunakan face shield di beberapa minggu kemudian. Simpang siur nya aturan-aturan yang mengikat untuk televisi terus bermunculan, hingga akhirnya terlihat semuanya begitu pasrah saja. Tonight Show salah satu program NET TV terlama yang masih tersisa, kini tidak punya jadwal tayang rutin atau jadwal tayang yang pasti. Aturan baru yang mengharuskan host menggunakan masker bukan faceshield jelas sekali membuat semuanya tidak nyaman, apalagi mereka yang mengandalkan ekspresi. 

Aturan-aturan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) memang secara langsung sangat merepotkan pihak televisi. Atau lebih tepatnya, televisi memutar otak untuk tetap di zona aman bebas teguran dari KPI. Aturan-aturan yang mengikat dan "guru pengawas" yang galak ini membuat konten digital tumbuh subur. Alternatif hiburan yang lebih bebas, di habitat yang baru, dan masih seru karena belum ada pengawasnya. Televisi akhirnya semakin ditinggalkan, kata Vincent Rompies "Program TV saat ini udah seperti hidup enggan, mati tak mau". Aturan rancu soal pandemi ini juga anehnya tidak berlaku pada sinetron dan film. Jelas sekali alasannya, bahwa keduanya mengandalkan ekspresi. Tapi pada proses syutingnya sama saja kan dengan program tv lain? Pastinya ada kecemburuan. 

"The Future TV is not the TV" kata Wishnutama. Daripada pusing dengan segala aturan-aturan klise (ditambah lagi harus mikirin perhitungan rating ala Nielsen) NET TV akhirnya bikin gebrakan baru lagi dengan hadirnya "Tonight Show Premiere". 

Tadinya saya pikir, "Tonight Show Premiere" sama seperti "Tonight Show Primetime" yang tayang di jam-jam lebih awal, eh tapi ternyata enggak sama sekali. "Tonight Show Premiere" ini adalah program Tonight Show versi digital, yang tentunya hanya tayang di YouTube. Ini dia inti dari permasalahan nya. Dengan ditayangkan di youtube, Vincent Desta dkk tidak lagi bergantung pada Nielsen dan pastinya tidak perlu mengikuti aturan-aturan televisi. Kacau dan bikin kaget banget tadinya. Baru beberapa menit saja, mulut kedua host sudah tidak bisa di kontrol lagi, terus-menerus mengeluarkan blue jokes yang pastinya sangat tidak ramah di TV. Tapi karena ini youtube, belum ada aturan yang mengikat. Selain itu, tidak adanya jeda iklan dan persyaratan menggunakan masker atau pun faceshield (khususnya untuk talent yang inframe) saat sedang dilakukannya proses syuting. Sehingga selain dibebasin nya jokes yang keluar, ekspresi para talent juga tidak terhalang apapun.

Dengan adanya program ini sepertinya membuat KPI garuk-garuk kepala, pasalnya jelas sekali ini sangat melanggar norma-norma penyiaran yang sudah dibangun KPI bertahun-tahun, tapi dengan di upload nya di digital, maka tidak bisa disentuh sama sekali apalagi diberi teguran. Format "Tonight Show Premiere" hingga saat ini dibuat dengan skala produksi yang lebih kecil. Durasi kurang lebih 30 menit, hanya ada 2 host (atau 4 host tanpa bintang tamu), homeband yang lebih minimalis, dan tamu-tamu yang sejauh ini semuanya terbaik dan mendatangkan trafik tinggi khususnya di dunia digital. Jadi, belum ada tamu selebriti-selebriti yang tidak kita kenal atau tamu yang membuat host nya kelihatan tidak nyaman. Formula ini terbukti berhasil. Setiap episode dari "Tonight Show Premiere" menjadi trending dan rata-rata diatas 1 juta views. "Ini kan yang kalian mau penonton?" 

Keberhasilan formula yang dilakukan NET TV ini membuat salah satu program unggulan mereka "Malam-Malam" yang sempat bungkus kini kembali dalam format digital. Bedanya dilakukan dengan live streaming. Hasilnya, hampir sama jika dilihat dari segi jumlah penonton. Jika ini berjalan panjang dan konsisten, maka bisa saja semua televisi melakukan digitalisasi untuk menghadirkan produk hiburan yang lebih simpel dan minimalis (sehingga budget produksi bisa turun) dengan impact yang lebih besar karena menyasar penonton milenial yang mungkin sudah tidak lagi menonton televisi. 

Penulis : 

Ashari (@arhieashari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar