Banner

Antara Shang-chi dan adegan klasik film laga Asia

|

padapanik.com - Shang-chi itu adalah film Martial Arts Hongkong dibungkus fantasi ala Komik Marvel dengan sentuhan Hip-Hop California.

Shang-Chi and the Legend of Ten Rings berawal dari 10 gelang sakti milik Xu Wenwu yang pada masa kejayaannya, ia mendirikan organisasi ten rings yang terlibat dalam banyak konflik besar. Hingga di tahun 1996, Ia berpetualan untuk menemukan desa ajaib, Ta Lo. Disaat ia hampir berhasil, ia malah bertemu wanita bernama Ying Li, seseorang yang pertamakali bisa mengalahkannya dalam pertarungan. Wenwu dan Ying Li menjadi sepasang suami-istri, saat ini Ying Li meminta Wenwu untuk berhenti dari dunia gelapnya dan fokus menjadi seorang ayah. Pernikahan ini melahirkan 2 anak, Xu Shang-Chi dan Xu Xialing. Sayangnya sang ibu meninggal dunia, hal ini membuat Wenwu kembali menjadi karakter nya yang dulu dan melatih anak tertuanya Shang-Chi untuk menjadi kuat dan menjadi pembunuh hebat sejak umur 7 tahun. Diusia 14 tahun, setelah berhasil dalam misinya, ia kabur ke San Fransisco dengan nama Shaun dan menjalani hidup sebagai orang biasa.

film yang chara-developmentnya padat dan rapi, mengangkat latar belakang father issue yang sangat kental dalam keluarga Asia. Shang-chi membawa kita untuk kembali ke Bumi setelah menjelajahi Galaksi dan Multiverse yang sedang dalam tahap ekspansi. Tendensi Shangchi sebagai hero Asia pertama yang dikenalkan MCU digas habis - habisan baik secara backstory maupun personanya di dalam layar untuk merepresentasikan Asia sebagai bagian penting dalam semesta sinematiknya Marvel, karakter ini dibuat relate dengan harapan bisa dicintai dan ditunggu kehadirannya ketika akan join fight bersama hero - hero yang sudah kita tonton di film - film MCU sebelumnya

Walaupun karakter Shang-chi di komik maupun film martial arts Hollywood lainnya sangat terinspirasi dari Bruce Lee, di film ini kita melihat sesuatu yang beda dengan pemilihan root Kung-fu Wong Fei-hung di dalam fighting scene-nya. Hal in terlihat jelas ketika perkelahian cinta pertama Wenwu dan Li di awal - awal film. Slow-mo dan kibasan efek angin dalam setiap gerakan sangat indah dan melegakan. Ketika memasuki sequence perkotaan, adegan perkelahian di bus pun memiliki vibes yang sama seperti kita menonton film - film dari Jackie Chan, dengan penggunaan properti dan akrobatik khas yang mematahkan tulang

Dari segi scoring dan soundtrack, keputusan tim MCU bekerja sama dengan 88rising untuk berkontribusi di musik dan scoring dirasa sebagai strategi yang cerdik dan pas, apalagi status 88rising saat ini sebagai representasi musik asia di dunia ini juga menjadi kombinasi yang tepat. Dengan musik yang mereka sajikan baik dalam scoring lagu maupun sebagai musik penyemangat, dapat membuat kita terbangun dari sandaran kursi sambil sumringah ketika menonton Simu Liu memukul dan menendang musuhnya. Sebut saja Rich Brian, DPR LIVE, DPR IAN, Zion. T, Gen Hoshino, NIKI, Warren Hue, dan musisi Asia lain turut meramaikan gedebak gedebuk 808 dan tight snare yang menghiasi pukulan - pukulan kung-fu dalam film ini

Tambahan terakhir, setiap film biasanya memiliki seorang comic relief yang meyakinkan, dan pilihan tim MCU memilih Awkwafina untuk mengisi peran Katy sangat tepat, tidak kurang dan tidak berlebihan, membawa alur film komik khas Marvel tetap kembali pada jalur mereka. Aksi yang berat namun tetap fun. Simu Liu merepresentasikan karakter ini dengan sangat baik. Mungkin tidak se-ekspresif karakter hero lain pada umumnya, namun bisa dilihat dia bekerja sangat keras untuk ini. Kehadiran Michelle Yeoh seakan menegaskan bahwa film ini adalah film klasik dengan modernisasi yang on-point. Dan dari semua cast yang brilliant itu, kita semua harus angkat topi dengan kehadiran Tony Leung sebagai Wenwu. High level aktor dengan segudang pengalaman dan kecakapannya membuat film ini kuat dari segi cerita dan kualitasnya

Film ini dapat menjadi stand-alone, namun karena ini adalah phase 4, jadi diharapkan jangan pulang dulu setelah end-credit di roll. Karena rasa kangen kamu setelah menonton end-game akan sedikit terobati dengan post-credit scene yang fun namun membuat mati penasaran 

Penulis : 

Iryansyah Nasir @iyannasr_ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar