padapanik.com - Ternyata bisa juga tidak ke bioskop selama 1 tahun, pandemi di Indonesia yang tadinya bikin resah, sekarang mulai terbiasa. Salah satunya adalah tidak ke bioskop. Meskipun kemarin sempat dibuka, tapi sekarang malah lebih ke males, bukan karena pengen tetap di rumah aja. Kebiasaan menonton bioskop pelan-pelan mulai digantikan dengan menonton dirumah. Apalagi, banyak pilihan nonton platform legal yang murah meriah mulai masuk ke Indonesia. Meskipun jumlah penonton nya tidak sebanyak ketika dulu bioskop buka.
Sambil menunggu beberapa film Indonesia yang menunda penayangannya, ada satu film baru lagi yang sudah sejak lama di promosikan di media sosial dan akhirnya rilis juga. "Selesai" jadi film karya kedua dari Tompi setelah "Pretty Boys" (2019) tayang di bioskop. Film keduanya juga tayang di bioskop tapi bioskop online. Dengan berani mematok harga 40ribu (dimana ini sudah seharga satu tiket bioskop di weekend) di websitenya. Film ini ternyata berhasil mencapai 100ribu penonton. Lumayanlah yah, semoga balik modal.
Rumah tangga Ayu (Ariel Tatum) dan Broto (Gading Marten) diambang perceraian karena perselingkuhan nya dengan Anya (Anya Geraldine) selama 2 tahun sudah tidak bisa lagi ditahan oleh Ayu akhirnya meledak juga. Ditengah pertengkaran mereka, situasi pandemi memaksa mereka tidak bisa kemana-mana. Ditambah lagi, ibu dari Broto (Marini Soerjosoemarno) malah ikut mengungsi ke rumah mereka. Hal ini bikin Ayu dan Broto menyembunyikan pertengkaran nya dan menunda perceraian.
Tompi kembali mempercayai Imam Darto sebagai penulis film nya. Duo ini kembali menciptakan film drama yang berbeda. Jika di bandingkan dengan film sebelumnya, Penulisan Imam Darto jauh lebih kompleks disini, berani mengambil resiko dan bisa dibilang cukup liar. Meskipun ada beberapa dialog explicit yang berlebihan dan menurut saya tidak perlu sebanyak itu.
Film khas pandemi dimana tidak banyak cast yang terlibat namun semuanya cukup tepat porsinya, sayangnya film ini tidak berhasil menggambarkan situasi pandemi covid-19 seperti yang ia ceritakan dalam filmnya. Jika cerita dari film ini lebih baik dari Pretty Boys, secara teknis, Pretty boys lebih baik. Demi mengulang kesuksesannya menghasilkan gambar-gambar yang cantik dalam film pertamanya, Tompi terkesan terlalu memaksakan menambahkan banyak elemen color grading yang terkesan tidak sesuai dengan suasana film yang ingin di bangun. Malah terkesan seperti film-film horor luar negeri. Ke-tidak-singkron-an antara proses produksi dengan post production nya membuat warna dari film ini berubah-ubah atau bisa dibilang tidak konsisten.
Secara cerita, film ini mengangkat isu yang menarik. Seorang wanita yang hanya diam bertahun-tahun mengetahui suaminya selingkuh namun ia memilih untuk memendam demi tetap bisa membahagiakan mertua nya yang sudah ia anggap seperti mama kandung nya sendiri. Sungguh dilema yang menarik, ia tidak bisa memilih, harus bersama keduanya. Iblis dan Malaikat dalam kehidupannya yang sendiri. Akting Ariel Tatum harus mendapat apresiasi disini, kebimbangan, dan emosi nya yang berubah-ubah menjadi daya tarik sendiri dan menjadi alasan kenapa film ini tidak tertebak twistnya. Untuk Gading Marten sepertinya tidak perlu diragukan lagi. Pengembangan karakternya sangat menarik Broto sangat menarik dimana ia bisa panik sekaligus tenang dalam satu scene. Dalam proses tertekannya, ia berusaha tetap menyebalkan dengan malah mencari celah untuk melawan balik. 2 Karakter yang kontra jadi satu membuat karakter Broto begitu menarik sekaligus mempermainkan emosi penonton. Kekayaan karakter keduanya membuat rasanya menjadi berbeda dari drama lainnya. Hal yang cukup mengejutkan karena sebelum menonton film ini, isu tentang jeleknya film ini sudah beredar dimana-mana dan itu hampir saja membuat saya tidak jadi nonton. Faktanya, film ini cukup menarik untuk ditonton dan lebih dari itu, film ini sedikit berbeda.
7/10
Penulis :
Ashari @arhieashari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar