Banner

Visual Kei, terang redupnya movement musik Jepang

|



padapanik.com - Di akhir tahun 80an menuju 90an, dimana pada saat itu glam metal banyak berseliweran di telinga fans musik dunia, memicu munculnya aksi dan kultur trend musik yang diadaptasi oleh Jepang, negeri matahari terbit yang seakan tidak berhenti berinovasi. Kejayaan KISS ataupun Motley Crue menjadi cikal bakal lahirnya Visual Kei sebagai salah satu identitas musik jepang, yang seiring berkembang dengan pendengar setianya sampai saat ini yang masih menunggu band – band berlabel Visual Kei kesukaan mereka memproduksi musik dengan new look tahunan yang membuat penasaran.

X Japan, Dead End, dan BUCK-TICK adalah representasi band dengan label visual kei di akhir tahun 80-an menuju 90an, dengan mengusung genre metal yang progresif.  Ketiga band tersebut meraih kesuksesan secara mainstream di Jepang.  Hal ini pula yang mengacu penggunaan istilah visual kei untuk menamakan pergerakan ini, diambil dari salah satu nama Album X Japan, Psychedelic Violence Crime of Visual Shock. Seiichi Hoshiko, seorang jurnalis musik menggunakan istilah ini untuk mempromosikan pergerakan visual kei. Visual kei yang berarti Visual Style, musik rock dengan gaya visual yang menarik dengan cepat menjamur di masyarakat Jepang.

Menjamurnya Visual Kei di jepang, membuat banyak anak muda mulai memainkan musik rock dengan style dan visual yang menarik. Hide, di tengah kesuksesannya bersama X Japan dan solo karirnya menjadi seorang gitaris yang paling dikenal dan mendapatkan pengakuan sebagai influencer visual kei pada saat itu, Hal ini juga menginspirasi band – band second wave untuk muncul ke permukaan industri sebagai era dan kesegaran baru dengan semangat muda mereka. Sebut saja LUNA SEA, Malice Mizer, Kuroyume, GLAY, dan salah satu band Jepang yang sudah akrab di telinga orang Indonesia, L’Arc-en-Ciel.

Namun kesuksesan Visual Kei meraih kesuksesan mainstream sempat mengalami redupnya di akhir tahun 90an. Salah satu pemicunya adalah kematian HIDE, sosok yang dikenal sebagai ikon ini meninggal dunia karena di duga bunuh diri, tidak lama setelah bubarnya X Japan. Banyak band yang memutuskan untuk bubar. Beberapa momen redupnya ditandai dengan L’Arc-en-Ciel yang perlahan mengubah style dan menyatakan diri sebagai bukan bagian dari movement Visual Kei, keluarnya GACKT dan kematian KAMI dari Band malice Mizer, bubarnya LUNA SEA, dan respon negatif masyarakat Jepang akan pergerakan ini membuat pergerakan ini sempat kembali minor karena tidak adanya pemimpin gerakan.

Namun di tahun 2000an, munculnya band – band yang mula beradaptasi dengan sound modern membuat gerakan ini kembali di lirik. Kehadiran band visual kei juga banyak mendapatkan perhatian dari fans international, khususnya eropa dan amerika latin, yang perlahan membuka diri akan keunikan musik – musik Jepang. Dir en Grey, The GazettE, Versailles, Girugamesh, dan NIGHTMARE bisa dibilang menjadi band berlabel visual kei yang memiliki fanbase besar di seluruh dunia. Dir en Grey yang tampil di Wacken Open Air 2011, the GazettE yang sudah melakukan tur dunia, Versailles dan Girugamesh yang memiliki banyak fans eropa dan NIGHTMARE yang sempat mengisi soundtrack serial anime popular, DEATH NOTE, menjadi bangkit kembalinya gerakan ini. Yang masa itu disebut Neo Visual Kei.

Band – band baru pun mulai bermunculan. Beberapa yang menarik perhatian seperti DEZERT, Jiluka, HERO, dan Golden Bomber dengan gimmick yang khas, serta kembalinya X Japan dan LUNA SEA pun menjadi titik balik kejayaan gerakan ini. Perlahan – lahan mengambil kembali hati masyarakat jepang maupun dunia, dengan sound yang lebih modern, dengan persona yang masih memikat hati pendengarnya sampai saat ini.

Penulis :

Iryansyah Nasir @iyannasr_ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar