Banner

Banner

ADVERTISE

FIKOM FESTIVAL 2015: Tingkatkan Social Awarness Lewat Bincang Hangat dan Suguhan Musik

|
www.padapanik.com - Gadget dalam kehidupan modern sedikit banyak telah mempengaruhi cara manusia dalam berkomunikasi. Sosial media yang terus mengalami perkembangan mau gak mau turut merubah gaya hidup kamu buat bersosialisasi dengan orang-orang. “Generasi merunduk” seringkali menjadi label baru yang melekat pada anak muda masa kini. Kalau dulu orang-orang lebih sering nongkrong di warung kopi buat ngumpul dan kebiasaan itu justru mulai luntur di era digital karena keberadaan gadget seringkali membuat kita lebih sering fokus nongkrongin layar handphone waktu lagi kumpul bareng temen atau keluarga.

Gimana dengan kamu sendiri nih? Seberapa besar pengaruh sosial media yang katanya mampu membuat komunikasi lebih mudah dan efektif. Apa kamu type orang yang lebih suka ngobrol lewat HP, diskusi di multiple chat line, atau liatin doi cuma lewat display picture di sosial medianya. Komunikasi lewat gadget memang mempermudah kita buat berhubungan dengan orang yang jaraknya jauh dengan kita tapi ada beberapa esensi yang gak bisa tergantikan dari komunikasi secara langsung. Hal itulah yang coba di suarakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) yang menggelar perhelatan Fikom Festival 2015 dengan tema Hearing: How We Act Each Other By Doing.


Tema hearing yang diinisiatori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fikom Unisba ini diambil dengan maksud meningkatkan social awarness masyarakat khususnya mahasiswa dalam hal komunikasi. Sebelum disuguhi hiburan musik, sebuah perbincangan hangat juga menjadi rangkaian acara inti dari Fikom Festival tahun ini. Sebuah talkshow bertajuk NGOBROL YUK “ANTARA GADGET & SOSIAL” merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa Fikom Unisba terhadap fenomena gadget yang dirasa terlalu mendominasi kehidupan sosial saat ini.

Berlokasi di kampus utama Unisba, event yang digelar pada Sabtu (19/12) ini dimeriahkan oleh sejumlah band yakni Jionara, Need Om Broto, Running Dog dan Imaginary. Memasuki musm hujan yang datang dipenghujung tahun dekorasi payung berwarna kuning menghiasi area penonton di depan panggung seolah siap menyambut rintik hujan yang seakan telah menjadi rutinitas di kota Kembang belakangan ini.


Setelah panggung dipanaskan oleh lantunan lagu dari penampilan band sebelumnya, Mustache and Beard yang mengusung genre musik folyfolkafolketsra didapuk menjadi guest star pertama yang ditugaskan untuk membangun suasana Fikom Festival menjadi lebih ceria lewat lagu-lagunya. Suara float yang dimainkan secara apik oleh Afif pada aksi pembukanya, terdengar merdu  dan mampu membuat penonton yang datang lebih intim untuk merapatkan barisan ke tengah venue. Band yang identik dengan kumis dan brewok ini membawakan beberapa lagu diantaranya Late Night, Morning Life, Rumput, Hujan Kemarau, dan Tambora.

Meskipun rintik hujan sempat mewarnai saat acara berlangsung, rupanya hal ini tidak menyurutkan antusias sebagian pengunjung untuk tetap bertahan. Selepas adzan maghrib salah satu mahasiswa dikampus tuan rumah Anton Maul memberanikan diri untuk unjuk gigi dan mencairkan kembali suasana panggung dengan stand up comedynya. Hal ini sontak disambut gelak tawa pengunjung yang menyaksikan aksi Anton memecah suasana dengan kalimat humor yang dia lontarkan.


Memasuki pukul tujuh malam area venue mulai terlihat sesak oleh pengunjung yang semakin bertambah dan tak sabar menyaksikan penampilan band berikutnya. Grup musik asal Bandung Parahyena pun naik ke atas panggung dan mulai memainkan gitar, contrabass, guitarlele, violin, cajon, bangsing yang berpadu harmoni dimainkan oleh para pesonilnya. Menyuguhkan lagu-lagu yang kental dengan musik bernuansa akustik, Parahyrna berhasil membuat penonton menari dengan lagu-lagunya. Salah satu lagu teranyar yang diramu dan terinspirasi dari salah satu puisi dari sastra sunda berjudul ayakan menjadi penutup penampilan mereka.

Salah satu line up artist yang ditunggu-tunggu oleh pengunjung Fikom Festival tahun ini adalah Elephant Kind (EK). Band indie asal Jakarta yang berhasil mencuri perhatian masyarakat Bandung pada penampilannya di MUSCA beberapa waktu lalu. Digawangi oleh Bam Mastro, Dewa Pratama, Bayu Adisapoetra, dan John Paul Patton, band ini sukses menghidangkan musik dengan instrumen tak biasa ini dan berhasil menarik perhatian pecinta musik untuk terus update mengikuti perkembangan yang satu ini.

Elephant Kind yang memiliki konsep cross genre ini berhasil membius penonton untuk tidak beranjak dan menikmati lagu mereka yang didominasi bahasa Inggris dan memanjakan telinga. Sambutan hangat band ini terlihat saat penonton ikut melantunkan lagu berjudul Oh Well yang dilantukan Elepant Kind. Di tengah penampilannya, Bam sang vokalis mengatakan Fikom Festival merupakan moment yang spesial karena menjadi gigs terakhir EK yang menutup penghujung tahun 2015. Bam juga mengungkapkan kecintaanya terhadap Bandung yang memiliki nuansa menyenangkan untuk menjadi tempat singgah. “Rencana untuk album selanjutnya, kita kasih sedikit bocoran karena bakal bikin salah satu lagu di Bandung. We Love Bandung”, ujarnya.


Pure Satruday band indie yang sudah melanglang buana dari tahun 1994 ini telah menjadi penutup yang manis dalam perhelatan musik ini. Band yang menjadi pelopor lahirnya band-band Indie di Bandung tidak pernah kehilangan pendengar setianya. Hal ini terbukti dengan cukup banyaknya penggemar Pure Saturday yang datang ke gelaran Fikom Festival tahun ini. Berdandan dengan kacamata hitam danmengenakan jaket jeans berwarna biru, Satrio berhasil menyapu pandangannya ke seluruh area penonton dengan aksi panggungnya.

Di tengah penampilannya secara spontan sang vokalis nampak tak sungkan untuk berbaur dan menyodorkan mic ke arah penonton untuk ikut menyumbangkan suaranya. Bahkan secara khusus, band yang satu ini memberikan kesempatan bagi penonton untuk merequest lagu apa yang ingin mereka dengar. Dari sejumlah hits dari album Pure Saturday, akhirnya lagu Kosong menjadi salah satu lagu nostalgia yang paling banyak diminta dan disambut antusias oleh penonton.

Oleh : Feari 
Foto : Aldira 

No comments:

Post a Comment