Focal Point

Focal Point

ADVERTISE

Showing posts with label TALKSHOW. Show all posts
Showing posts with label TALKSHOW. Show all posts

THE 3 MARKETHINK : DIGITAL MARKETING ADALAH SOLUSI

|

www.padapanik.com - hari ini belum melek teknologi? awas ditinggalin zaman loh. Hari ini kalau kalian pakai media sosial kalian hanya biar eksis, sayang sekali. Media sosial kamu diciptakan untuk banyak hal loh. Salah satu nya untuk branding diri kamu. Jika itu berhasil, maka kamu akan dipermudah dalam karir dan hobi kamu. Menyenangkan bukan? coba lebih melek lagi dengan digital marketing deh.

Kayaknya teman-teman Mahasiswa dari Manajemen Komunikasi (Mankom) Universitas Islam Bandung sudah menyadari hal tersebut hingga akhirnya memasukan tema ini kedalam kuliah umum mereka kemarin. Kalau nunggu digital marketing masuk ke dalam kurikulum kampus kayaknya butuh waktu yang lama birokrasi nya. Melalui Studium Generale atau Kuliah umum adalah jalur yang tepat, apalagi dikemas dengan menarik dan tidak membosankan kayak di kelas setiap hari.


Para panitia yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) ini membentuk tim pembicara / pengajar dalam bentuk trio yang mereka sebut "The 3 Markethink" terdiri dari Niva Widya (Digital Marketing Specialist Bukalapak.com), Sofyana Ali Bindiar (Chief communication officer Sembilan matahari) dan Arie K. Untung (Founder FAM production house) tentu saja menjadi sebuah komposisi yang menarik dalam sebuah kuliah umum yang dikemas dalam bentuk talkshow.


Acara berlangsung singkat dan padat, berhenti dengan tepat karena seperti nya mereka sudah paham cara mentreatment audience di sebuah talkshow. Acara di mulai pukul 08.00 dengan berbagai penampilan hiburan, screening video dan film, juga penampilan video mapping. Dan kuliah pun di mulai pukul 10.00 dan berakhir tepat pukul 11.30 ditutup dengan aksi video mapping dari Sembilan Matahari dengan objek nya seorang Arie Untung.

Kuliah di mulai dengan perwakilan dari bukalapak.com. Sayangnya bukan Achmad Zacky sang founder dan CEO yang nyentrik yang hadir. Tapi seorang Digital marketing wanita bernama Niva Widya. Memiliki specialist digital marketing memang menjadi kekuatan bukalapak yang selama ini fokus beriklan pada media sosial karena keterbatasan dana. Perusahaan startup memang harus irit dengan pendanaan karena butuh waktu yang sangat lama untuk bertahan. Dari kekurangan dana tersebut lah tim digital marketing bukalapak memutar otak dan menemukan ide. Budget mengundang Dian Sastro yang kemahalan akhirnya menciptakan karakter Dian katro, lalu terciptanya iklan-iklan nyentrik lainnya yang di perankan langsung oleh sang CEO. Selain itu, iklan super panjang nya berjudul "Mas Medok" dan juga webseries-webseries nya yang menarik perhatian. Analisis dengan detail soal durasi, konten dan ritme iklan menjadi fokus dalam menciptakan iklan-iklan kreatif dari bukalapak.com

Selanjutnya giliran Sofyana Ali Bindiar sebagai Chief communication officer dari production house yang sangat terkenal di Bandung khususnya dalam bidang video mapping yaitu Sembilan Matahari. Hampir di setiap event-event besar kota Bandung yang menggunakan aksi video mapping sebagai hiburan nya adalah karya mereka. Sembilan Matahari juga aktif di berbagai workshop di Bandung untuk berbagi ilmu.

"Daripada melawan arus, dengan keterbatasan kita akan mati konyol. Lebih baik memilih berselancar diatas arus nya, pandai melihat trend dan memanfaatkan moment" - Sofyana Ali Bindiar, Sembilan matahari

Sedang asiknya berbicang-bincang, Arie K. Untung tiba-tiba masuk tanpa di present dengan gimmick lupa kalau dia hari itu bukan host. Kali ini ia tidak datang sebagai seorang selebriti atau presenter. Tapi sebagai seorang founder FAM production dan pengalamanya menjadi seorang produser di film "3 : Alif Lam Mim" film yang sempat mengikuti festival film di Los Angeles ini harus ikhlas di cut penayangannya di bioskop karena dianggap kontroversial. Film ini juga bisa dikatakan sebagai film futuristic pertama di Indonesia dengan teknologi dan special effect yang semuanya dikerjakan oleh anak Indonesia. Film ini juga menggunakan promosi melalui digital marketing karena alasan yang sama, budget. Film ini di promosikan melalui video-video aksi bela diri yang direkam melalui cctv di berbagai situasi seolah adegan itu kejadian real yang diupload di facebook dan youtube. Arie K. Untung juga berpendapat bahwa "salah satu cara agar orang mencintai film Indonesia adalah dengan cara menyamai kualitas film luar, minimal mendekati". ia juga menuturkan kalau misalnya Indonesia bikin film superhero gak akan bisa menang karena perkembangan teknologi film superhero hollywood yang sudah sangat sulit dikejar. Kekuatan film Indonesia ada pada cerita, buktinya AADC 2 dan My Stupid Boss bisa mencapai diatas 1 juta penonton.


Seperti biasa, ditutup dengan tanya jawab dan pembagian plakat serta doorprize. Saya baru saja menyimak 1,5 jam yang bergizi. Sayang sekali konsentrasi harus terpecah dengan tugas mengambil gambar dan livetweet. Harusnya kampus-kampus lebih banyak membuat event edukasi yang di kemas tepat dibandingkan konten hiburan dengan budget ratusan juta.

Penulis dan Foto :
Ashari @arhieashari, penulis dengan skripsi digital marketing yang belum dimulai-mulai

DISKUSI FILM "NGENEST" BARENG LALA KARMELA

|

www.padapanik.com - Panas terik pada hari Rabu (27/4) di Museum kebudayaan Sri Baduga, Bandung tak menyurutkan animo para penonton dan juga para komunitas film Bandung untuk berbondong-bondong datang menghadiri pemutaran dan diskusi bareng film "NGENEST" yang di produksi oleh Starvision dengan pemeran, penulis naskah, hingga sutradara yang di isi oleh Ernest Prakasa yang merupakan salah satu komika terkenal di Indonesia. Acara yang dilaksanakan oleh Forum film Bandung dan Forum Film Bandung Community ini dimulai pada pukul 13.00 wib ini langsung menyuguhkan pemutaran film ngenest  yang ditunggu – tunggu dan sempat Go International  juga memiliki banyak penghargaan di Indonesia.  Walaupun film ini sudah meroket pada akhir tahun 2015 namun para audiens yang sudah menonton pun kembali teringat dan tertawa melihat jalannya film ini, hal itu terjadi karena film ngenest memiliki genre komedi yang hampir menyelimuti seluruh jalan cerita, Namun cukup menarik dan terdapat pesan yang sangat menyentuh di akhir cerita. Cerita yang berkisah tentang minoritas masyarakat tionghoa yang berada di Indonesia selalu mendapatkan perlakuan tidak adil serta bullying yang merupakan isu nyata yang terjadi di tengah – tengah kehidupan masyarakat ini. Hadir pula dalam pemutaran dan diskusi film ngenest ini Lala Karmela yang berperan sebagai Meira atau kekasih ernest yang berujung menjadi istrinya. Lalu hadir pula produser starvision yaitu Reza.



Setelah pemutaran film ngenest selesai, tanpa menyia-nyiakan waktu, acara berlanjut ke sesi diskusi bareng kedua orang narasumber yang telah hadir di depan para audience. Lala yang mengenakan baju hitam dengan kombinasi warna putih dan rok hitam panjang memberikan sapaan dan senyuman kepada para audience yang semakin ramai memenuhi gedung pertunjukan museum sri baduga. Berawal dari bridging yang dilontarkan oleh moderator kepada para audiens yang ingin memberikan pendapat atau pertanyaan mengenai apapun yang berkaitan dengan film Ngenest. Satu demi satu para audiens menyampaikan apresiasinya baik kepada lala, atau pun kepada Reza. Tak sedikit pula yang bertanya mengenai acting Lala mengingat perannya yang cukup sering bersama Ernest, lalu pertanyaan juga ditujukan kepada Reza mengenai produksi film tersebut dari mulai waktu, tempat, hingga hal-hal yang diluar dugaan starvision itu sendiri. Semakin banyak pertanyaan dan apresiasi yang diberikan oleh para audiens membuat sesi diskusi dibagi menjadi dua, yaitu 4 pertanyaan disesi pertama dan 4 pertanyaan lagi di sesi kedua. Para audiens yang sudah bertanya dan memberikan apresiasi terhadap film ini diberikan door prize yang dibungkus oleh sampul unik, dan jika mereka beruntung di dalam doorprize tersebut terdapat 3 tiket untuk menyaksikan film AADC 2. 

Acara ditutup dengan  sesi foto bersama dengan narasumber yang telah hadir untuk berdiskusi dan menonton film Ngenest, namun sangat disayangkan, karena pada sesi foto bersama tersebut Lala Karmela tidak ada di tengah-tengah audiens lagi karena di saat sesi kedua diskusi, Lala harus terlebih dahulu berpamitan karena akan mengisi acara di salah satu radio swasta di Bandung. Walaupun begitu, sesi foto bersama ini tetap dilaksanakan bersama dengan produser Starvision, yaitu Reza.

Penulis dan foto :
Hakim @hakim_suprayogo, setelah gagal foto dengan lala karmela, ia juga gagal dapat doorprize


Girl Power 2016 : Giliran wanita berhijab didengarkan..

|

www.padapanik.com - Di Negara Indonesia tanggal 21 April selalu menjadi hari yang identik dengan sosok perempuan. Hari itu menjadi salah satu moment bersejarah bagi generasi perempuan yang direpresentasikan oleh perjuangan sosok yang menginspirasi yaitu Raden Ajeng Kartini. Perjuangan Kartini untuk mencapai kesetaraan gender dalam bidang pendidikan menjadi alasan tokohnya dikenal sebagai pahlawan perempuan Indonesia. Hal ini juga  yang melatar belakangi tanggal 21  April diperingati sebagai  hari Kartini sebagai simbol tegaknya emansipasi wanita.

Perayaan hari Kartini memang menjadi salah satu upaya yang dapat kita dilakukan untuk menjaga nama beliau tetap harum sebagaimana tergambar dalam bait lagu Ibu Kita Kartini. Seperti acara seminar bertajuk “Girl Power” yang diinisiatori oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Public Relations (HIMA PR) yang berlangsung pada hari Jumat, (22/04) di aula utama Unisba.

Setelah sukses menghadirkan tokoh perempuan menginspirasi pada tahun-tahun sebelumnya seperti Risa Sarasvati dan Arina Mocca, seminar ini kembali hadir dan mendatangkan dua pembicara muda yakni Inka Noor Aulia (Runner UP 1 Putri Muslimah Indonesia) dan Vienca Andralia (Juara 1 Putri Hijab MNC TV). Mengambil tema Defend Till The End, seminar kali ini membahas mengenai perjuangan perempuan dalam meniti karirnya dengan menggunkan hijab.

Berlangsung pada pukul 09.00 WIB, acara ini dibuka dengan dimainkannya sebuah lagu Ibu Kita Kartini yang dilantunkan indah oleh salah satu mahasiswa dengan balutan petikan gitar akustik yang mengiringinya. Tak lama berselang, acara dilanjutkan dengan penampilan sederet mahasiswi PR yang nampak anggun menggunakan hijab dan berjalan di area panggung bak seorang model professional. Dua buah lampu sorot terlihat menyapu panggung ke berbagai area panggung yang gelap dan aula Unisba pun terlihat suskes disulap layaknya area catwalk.

Mengusung konsep Talkhshow  pada acara seminar kali ini, kedua pembicara pun dihadirkan secara bersamaan di tengah acara dan siap membagikan kisah perjalannya dipandu oleh seorang moderator. Pada kesempatan kali itu, Inka Noor yang merupakan lulusan Sastra Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sebelum menapaik karirnya di dunia entertain, Inka menuturkan bahwa dia merupakan sosok yang tomboy dan jauh dari kata feminim. Seiring dengan berjalannya usia, dia pun memutuskan untuk merubah penampilannya dan mencoba unjuk gigi dengan mengikuti kontes Putri Muslimah Indonesia.

“Saya dulu kerja di BUMN, hidup udah enak dan nyaman. Setelah satu tahun bekerja akhirnya saya resign dan memutuskan untuk mengikuti kontes Putri Muslimah,” katanya. Dia mengaku, sejak kecil telah bercita-cita untuk menjadi seorang public speakers. Melihat kesempatan yang terbuka akhirnya diapun memutuskan untuk mengejar passion dan mengambil resiko untuk melepaskan pekerjaanya meski sempat ditentang orang tuanya. Tidak sia-sia perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil dan membawa Inka berhasil menyabet juara 2 di ajang Putri Muslimah.

Dalam kesempatan itu, Inka berujar jika seorang Kartini modern harus memilki pertahanan diri. “Perempuan harus siap menghadapi berbagai kondisi maka dari itu perempuan harus berpendidikan karena sebagai calon ibu kaum perempuan akan melahirkan generasi yang cemerlang,” ujarnya.  Hal ini yang kemudian menjadi suntikan semangat bagi Inka untuk menyelesaikan jenjang pendidikannya dengan jalur beasiswa.

Hal yang cukup menginspirasi dari pembicara ini adalah semangat juangnya dalam mengenyam bangku kuliah sambil bekerja. Semasa kuliah Inka bekerja sampingan sebagai MC dan mengerjakan project  sebagai penerjemah bahasa Inggris dan lantas membuat dia harus menyelesaikan waktu kuliah lebih lama yaitu 6 tahun. Meski begitu ada quotes menarik yang dia sampaikan,  “gak apa-apa lulus belakangan tapi sukses duluan tapi lebih baik lagi kalo lulus di awal sukses duluan sih,” candanya.


Sebagai pembicara kedua Vienca Adralia juga membagikan kisah menariknya selama menjalani hidupnya di dunia entertain. Memantapkan diri untuk mengenakan hiab syar’i tak lantas membuat pemenang pertama Putri Hijab MNC TV ini merasa mulus dalam menjalankan hidupnya. Setelah berhasil meraih juara berbagai tawaran iklan banyak berdatangan mulai dari iklan vitamin rambut sampai pembersih wajah. Namun, tak jarang tawaran tersebut menuntutnya untuk mengenakan hijab modist yang jauh dari kata syar’i.

“Terakhir saya dapat tawaran untuk membintangi iklan di Bangkok dengan bayaran 74 juta dan jujur itu ujian bagi saya karena ini jadi bayaran termahal kalo saya terima. Akhirnya saya tolak tawaran itu karena saya yakin jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah rejeki saya akan datang dan lebih berlimpah,” paparnya.

usianya yang masih menginjak 20 tahun, kehadiran Vienca mampu di acara Girl Power menginspirasi kaum wanita untuk tetap tangguh dalam menjalankan prinisip. Kini dia sedang disibukan dengan bisnis hiab syar’i yang dia geluti sesuai dengan keyakinannya akan lebih diridhai Allah dan meninggalkan passion sejak kecil dalam fashion model. “Menurut saya bentuk perjuangan seorang wanita terlihat ketia dia melakukan sesuatu di jalan Allah dan mampu membawa orang-orang ke arah yang lebih baik,” katanya.

Penulis :
Feari @fearikrisna, sedang mencari wanita hijab untuk jadi pendamping wisuda
Fotografer :
 Avicena @avicenareza, sama seperti diatas, tapi wisuda nya masih lama...

TAK KENAL MAKA TAK BRANDING

|

www.padapanik.com -  Semangat dalam berwirausaha memang kerap kali terasa semakin menggebu di kala usia seseorang sudah beranjak dewasa. Di saat berbagai harga kebutuhan terasa semakin meroket dan tak seirama dengan isi kantong, berwirausaha rasanya memang jadi pilihan tepat buat kamu yang pengen menghasilkan uang lebih dan mulai menjalankan pola hidup mandiri.

Hal ini yang kemudian mendorong Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) untuk menggelar sebuah seminar yang bertajuk “Tak Kenal Maka Tak Branding”. Berbagai pengusaha dalam berbagai bidang dihadirkan dalam acara ini antara lain Ingriyanti (Owner Jonas Photo), Ihsan Muhammad F (Head of Graphic Dept), Bayu Rengga Mauludi (CEO) POT Integrate Branding Studio, dan Candra Purnomo (Co. Founder & Coo. PT NION Indonesia Utama). Seminar ini merupakan salah satu program kerja yang diselenggarakan untuk menginspirasi anak muda untuk berwirausaha dan mengaplikasikan strategi branding dari jajaran pembicara yang terbilang sukses dalam usahanya.

Hadir sebagai pembicara pertama, Ingriyanti yang berhasil mempertahankan eksistensi Yonas Photo selama 35 tahun membagikan kisahnya dalam menapaki perjalanan di dunia fotografi. Sebelum sebesar sekarang, Jonas Photo merupakan sebuah studio kecil yang terletak di kawasan jalan Batik Jonas. Awalnya tempat itu sering dijadikan tempat anak muda nongkrong dan berdiskusi mengenai ilmu fotografi.

Berbeda dengan masa sekarang yang serba digital, proses branding yang dilakukan oleh Jonas Photo berlangsung dari mulut ke mulut.”Saya tidak pandai branding, fokus saya dulu hanya mentreatment konsumen dengan semaksimal mungkin sehingga ketika konsumen puas secara tidak langsung itu akan membranding usaha foto yang saya jalani,” ujarnya saat seminar berlangsung.

Usaha branding tersebut berlangsung secara continue dan terbukti membawa nama Jonas semakin dikenal masyarakat. Jonas Photo seolah menjadi top of mind yang melekat pada warga Bandung khususnya untuk mengabadikan momen ke dalam sebuah gambar. Hal ini terbukti dengan banyaknya cabang Jonas yang tersebar bukan hanya di Bandung tapi juga ke Tangerang hingga Surabaya.

Dalam mempertahankan branding Jonas Photo juga mempersiapkan langkah untuk melakukan inovasi di tengah perkembangan zaman. Di tengah sesi tanya jawab, tim Jonas Photo menuturkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan perusahaan tersbut berencana membuat mobile app bagi konsumen. Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam melakukan proses order karena di era sekarang orang-orang lebih menyukai berbagai hal yang bersifat instant.

Namun, Jonas Photo sendiri menegaskan jika intisari dari branding yang paling tepat adalah memberikan kepuasan terhadap konsumen. Ada kutipan menarik yang selalu di pegang teguh oleh perusahaan Jonas hingga kini. “Konsumen adalah raja, sebesar apapun Jonas kita ada karena konsumen ada,” imbuhnya.

Pembicara kedua dalam acara ini adalah Ihsan Muhammad F (Head of Graphic Dept), Bayu Rengga Mauludi (CEO POT Integrate Branding Studio). Pot Branding Studio merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan. Berbagai perusahaan sekelas Matoa, Mouton Slice and Grill, dan Truno Grooming Room adalah beberapa client yang sukses menjalin kerja sama dengan POT Integrate Branding Studio.

Kedua pengusaha muda ini menginterpretasikan branding sebagai cermin. “Apa yang kita pakai apa yang kita lakukan jadi sebuah keseluruhan experiene dari sebuah identitas. Setiap orang  punya personality masing-masing ditunjukan dengan sikap yang akhirnya bisa orang rasain bukan cuma dilhat,” ujar mereka.  Banyak orang berpendapat jika citra sebuah brand dapat direpresentasikan melalui logo, namun mereka berpendapat jika  brand is not logo, tagline, and product. It takes more than hat to be a cowboy.

Dalam seminar tersebut, mereka memberikan sedikit rahasia yang dapat kamu curi dan menjadi kunci utama dalam membranding sebuah produk. “Sebelum membuat sebuah brand, intinya kamu harus tau visi misi brandnya, kalo purpose yang palin dalemnya aja belum kejawab akan susah. Kemudian tentukan market, cari dulu kira-kira dengan alasan apa marketnya mau beli. Kemudian pertajam konsep, dan jaga konsistensi untuk berkarya sesuai prinsip yang ingin dibangun,” ucapnya.
Salah satu brand yang nampaknya cukup sukses memikat hati anak muda adalah produk tas keluaran PT. NION Indonesia utama yang hadir meramaikan dunia fashion di Bandung pada tahun 2013. “Awal tercetusnya ide menciptakan brand ini tidak lain karena keresahan yang kami rasakan melihat orang-orang ramai dayang ke Mall menggunakan tas gunung, seperti Wanadri mau diklat di Mall,” celoteh Candra Purno, Co. Founder sekaligus Coo. PT NION Indonesia Utama.

NION sendiri sukses mengusung tema colorfull pada setiap produknya. Menurut Candra, keberhasilan yang dia raih bersama rekan-rekan satu timnya karena NION sukses menjual warna sebagai identitas pada setiap hasil karyanya. Menawarkan 145 warna yang bervarian, seseorang bisa merepresentasikan personality dalam dirinya dengan memilih warna produk NION sesuai warna favoritnya.

Strategi branding yang dilakukan oleh NION sendiri adalah dengan memperkenalkan brand kepada orang-orang yang dinilai memliki pengaruh terhadap lingkungan. “Di awal merintis kita support orang-orang yang berpengaruh di sekitar agar brand kita dikenal luas dengan sendirinya. Pada tahap produksi pertama, kami hanya membuat 50 pcs dan yang 10 pcs itu kita sengaja kasih ke orang untuk bahan promosi,” katanya. Dengan konsep yang matang, hal ini terbukti bahwa networking yang kuat ternyata mampu membawa produk NION dikenal dan mencuri hati pecinta fashion yang menyukai tas bermodel simple dan fleksibel dibawa ke berbagai kegiatan.

Nah, jadi kapan kamu mau mencoba untuk mulai berbisnis? Semoga tulisan ini bisa sedikit memberikan kamu pencerahan ya. Ingat pepatah jika sembilan dari sepuluh pintu rejeki itu datangnya dari berdagang loh! Let’s start to prove you will be the next entrepreneur succes.

Penulis dan Foto :
Feari @fearikrisna, masih mikirin skripsi, belum kepikiran jadi entrepreneur... 
                

CINEPHORIA Vol.2 : Kompetisi film pendek dengan Juri idola

|
                                


www.padapanik.com - Bandung mungkin adalah salah satu kota di mana kajian sinematografi menjadi sesuatu yang berkembang cepat. (Salah satunya mungkin karena Bandung dikenal sebagai kota yang tepat untuk belajar Ilmu Komunikasi, karena banyak Universitas yang memiliki jurusan Ilmu komunikasi dengan standar, fasilitas dan akreditasi yang tinggi). Juga di dukung dengan keindahan kota nya, yang membuat Bandung tidak kehabisan lokasi untuk mengambil gambar. Lihat saja di taman-taman kota. Tidak hanya untuk refreshing, banyak sekali yang datang dengan membawa kamera dengan tujuan mendapatkan gambar yang bagus. Bahkan tidak jarang, film nasional memilih Bandung untuk latar tempat nya.

Terpacu nya masyarakat khususnya anak muda di Bandung juga salah satu nya didukung dengan maraknya kompetisi-kompetisi film pendek yang ikut mengapresiasi karya mereka. Salah satunya adalah Cinephoria, Tahun kedua kompetisi film pendek yang di gagas oleh Forum Film Telkom ini masih dapat apresiasi yang baik, berbagai peserta datang dari berbagai kampus menandakan sebegitu menariknya kompetisi ini bagi para penggarap muda, apalagi di tahun ini film-film tersebut akan di nilai dan di juriin langsung oleh seorang sutradara yang di nobatkan sebagai "Sutradara tercerdas di Asia" versi Majalah terkemuka di Inggris, Sight & Sound. Siapalagi kalau bukan Joko Anwar.

                                     

Tidak hanya kompetisi saja, di puncak acara diadakan "Talkshow & Awarding Night" yang di adakan di CGV Blitz Bandung. Dimulai dengan nonton bareng perdana film terbaru dari Lo-Fi flicks yang di sutradarai dan di tulis langsung oleh Joko Anwar "A copy of my mind". Tidak hanya sendiri, Joko Anwar juga ditemani oleh Chicco Jerikho dan Paul Agusta juga sang produser untuk bercerita tentang proses terselesaikan film "A copy of my mind " dengan segala keterbatasannya namun mendapat sambutan yang luar biasa di festival film luar negeri. Keempatnya juga melayani pertanyaan-pertanyaan dari peserta Talkshow hari itu. 

Acara di akhiri dengan pengumuman pemenang dan berfoto bersama, dan dengan harapan Cinephoria akan hadir kembali di vol.3 dengan sesuatu yang lebih keren, dan juga bisa jadi kompetisi film yang di nantikan para kreator muda. 


Reporter : 
Ashari (@arhieashari), mengaku penggemar Joko Anwar, tapi baru nonton film nya yang "Janji Joni" 
Photografer : 
Avicena (@avicenareza), Kreator film pendek yang akhirnya jadi wartawan di acara Cinephoria, bukan sebagai peserta. 

.NOT SOUND DESIGN : MENDESAIN AUDIO UNTUK FILM ?

|

www.padapanik.com - Tolak ukur dari kesuksesan sebuah film mungkin dapat dilihat dari berbagai perspektif mulai dari hasil penjualan tiket, piala penghargaan yang didapatkan dari berbagai festival atau saat  film itu sendiri menjadi perbincangan kaula muda di media sosial. Keberhasilan sebuah karya film itu sendiri tak terlepas dari hasil kerja sama crew yang tentunya telah bekerja dalam porsi masing-masing dengan optimal. Kemampuan seorang soundman memadupadankan suara dengan gambar tentu menjadi salah satu aspek penting yang membuat karya film begitu mampu membuat penonton betah dan menikmatinya. 



Pernahkah terbayang dalam benak kamu jika sebuah film thriller yang seram diisi dengan backsound Warkop DKI yang ceria? Mungkin kamu akan menggerutu melihat sebuah aksi pembunuhan yang kejam menjadi tak selaras karena dibumbui dengan musik bernuansa komedi. Jadi untuk membuat sebuah film dan menciptakan suasana tertentu dibutuhkan keterampilan dan naluri yang kuat dari sang aransemen musik.

Lewat sebuah Seminar & Workshop .NOT Sound Design, Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) Unisba menggaet Dissa Kamajaya (Jakesperiment, Sembilan Matahari) dan duo kakak beradik Evan Storm dan The Babams (Storn Labs). Melalui seminar yang diselenggarakan pada 23 November ini, para pengisi acara mencoba untuk membagikan kisah dan pengalamannya mengenai dunia sound design.
            
Evan Storn yang produktif menghasilkan karya lewat alat analog modular synthesizer menginterpretasikan jika sound design for film merupakan suatu proses dalam membangun, memperoleh, memanipulasi, atau menghasilkan sebuah audio. Dia mengungkapkan seseorang akan punya imajinasinya sendiri ketika melihat suatu visual. Selera seseorang akan bergantung pada karya yang dihasilkannya, imajinasi orang akan mempunyai warna yang berbeda untuk membuat sebuah visual lebih hidup dan berwarna.

            
Pada seminar ini Evan ditantang oleh panitia untuk melakukan simulasi langsung dalam proses pembuatan sound melalui analaog syintizer yang dibawanya. Dalam waktu singkat, dia menunjukan kepiawaianya dengan menggambarkan suasana hujan, petir, dan werewolf untuk membuat suasana malam yang mencekam. Kolaborasi suara itu pun berhasil membuat beberapa imajinasi penonton terangsang dan memejamkan mata untuk menciptakan visual sendiri melalui pikirannya.

“Ketika membuat karya dengan sound kalo bisa se original mungkin, mengambil audio hasil orang lain untuk sebuah karya sah saja tapi itu menurunkan keoriginalitas karya kita”, ungkapnya. Dia juga memberikan motivasi kepada peserta yang datang untuk jangan lelah belajar dan memperkaya wawasan tengan sound design sebab kemampuan yang dimilikinya merupakan otodidak dan hasil ketekunanya dalam belajar.

Tak berbeda jauh dengan kakaknya Evan, The Babams yang dikenal sebagai mixing mastering dan audio producer turut mempertontonkan keahlianya dalam memanipulasi suara. Pada simulasi kali ini, The Babams meminta bantuan salah satu peserta untuk ikut terlibat dalam proses mixing. Dengan menampilkan visual tiga dimensi dinosaurus, peserta diminta untuk mengisi suara dengan menirukan suara hewan purba yang pada kenyataanya belum pernah dia temui dan lihat langsung. Meskipun suara yang diisi berasal dari tenggorakan seorang wanita tapi nyatanya hal tersebut tidak menimbulkan kesulitan yang berarti. Hanya dalam kurun waktu lima menit, The Babams berhasil menyulap suara peserta menjadi auman seekor dinosaurus buas. Suara tawa dan tepuk tangan pun menggema di dalam aula melihat The Babams mempertunjukkan kebolehannya.

Dissa Kamajaya (DJ jakesperiment, sound  designer, music producer, audio visual creator) didaulat menjadi pembicara terakhir turut membagikan pengalamannya dalam dunia sound design. Dia mengatakan jika design adalah fungsi kita memanipulasi, baik itu gambar maupun sound. Meski keberadaanya sebagai sound design kerap kali dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, dia mengatakan kalau untuk menyeleraskan alur cerita dengan sound harus diperlukan sinergi yang tak mudah dilakukan semua orang. Kegeniusannya inilah yang berhasil mengantarkan sembilan matahari bersama salah satu karyanya melanglang buana ke berbagai penjuru dunia.

Menutup acara seminar, penonton disuguhkan dengan penampilan dua band indie asal Bandung yaitu Teman Sebangku dan Munthe. Rangkaian kegiatan .NOT Sound Design ditutup dengan kegiatan workshop yang diselenggarakan di tempat berbeda yaitu The Kiosk’ Me pada tanggal 24-25 November. Kegiatan ini bersifat eksklusif bagi dua puluh peserta yang mendaftar dan rela dipungut biaya sebesar Rp. 175.000, Selain mendapatkan T-shirt, ID card, bulletin, sticker, snack, certificate, dan software. Peserta bisa belajar lebih intim dan dimentori langsung oleh ketiga pembicara dan menikmati suguhan musik dari Bottlesmoker.

Oleh : Feari
Foto : Feari

STUDIUM GENERALE "BUILD YOUR MANKOMPRENEURSHIP SPIRIT"

|

www.Padapanik.com - Sebagai sebuah bidang kajian dalam Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Manajemen Komunikasi (Mankom) hampir tidak pernah habis untuk di kaji. Tahun ini, Studium Generale atau Kuliah umum yang mereka angkat mengambil sisi Entrepreneurship yang sedang banyak diminati mahasiswa, bahkan bukan hanya mahasiswa Mankom sekalipun.

Tata aula Universitas Islam Bandung yang dibuat sangat berbeda dari biasanya, 3 layar raksasa yang menampilkan visual yang bikin mata melek, serta perlengkapan lainnya yang mendukung visual dan video mapping yang akan menjadi senjata pamungkas acara ini. Siapa lagi kalau bukan hasil tangan dingin dari Sembilan Matahari, Permainan visual yang menakjubkan dan juga dikolaborasikan dengan elektro musik yang membuat suasana aula lebih spektakuler.

Studium Generale selalu berusaha menampilkan tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bidangnya. selain itu, mereka juga menginspirasi. Jika kamu penggemar accesories pria seperti cincin, pasti familiar dengan nama Fourspeed, Cincin berbahan dasar clay yang telah digunakan oleh band asal Brazil, Sepultura ternyata adalah produk Indonesia! adalah Hedi Rusdian (President of Fourspeed Metalwerks) yang menjadi penemunya. Seorang anak muda kreatif asal Bandung yang memiliki keinginan sejak dulu untuk menjadi seorang pengusaha. Kehadirannya membuat audiens menjadi antusias untuk bertanya bahkan sharing. Ia juga menambahkan kalau Indonesia sangat kaya akan SDM kreatif, sehingga jangan takut untuk bersaing hingga ke luar negeri. Terbukti saat ini, produk Fourspeed sudah dipasarkan di Eropa khususnya di Ingriss, Benua Amerika, juga Jepang. Sayang sekali, menurut Hedi sendiri, Dukungan pemerintah terhadap perkembangan dan pemasaran produk mereka masih sangat minim. Tapi hal tersebut tidak membuat kualitas produk mereka menurun. Hal tersebut menjadikan Hedi dan timnya untuk berpikir lebih keras untuk memasarkan produknya.


Tidak hanya Hedi Rusdian, Inspirasi juga coba di hadirkan oleh Keenan Pearce, Selain dikenal sebagai seorang public figure atau selebriti, ia adalah penggagas Jakarta Euphoria Project (JEP). Kehadirannya di Aula Universitas Islam Bandung membuat keadaan semakin meriah, ditambah lagi kalau Keenan adalah idola bagi para mahasiswi. JEP adalah sebuah bazzar atau Pasar seni yang menggabungkan antara fashion dan art. Hal ini menjadi keinginan pribadi dari seorang Keenan untuk memberi peluang bagi produk-produk lokal yang orisinil, pratform yang kuat, juga yang mempunyai Bussiness Development dan juga branding yang kuat. Selain itu, Euphoria Project menjadi sebuah penggagas yang akan menghadirkan event-evet serupa yang akan datang.
" Ada 2 jenis orang, yang terlahir sebagai Entrepreneur, dan yang berusaha untuk menjadi Entrepreneur. Kebetulan saya orang yang kedua" - Keenan Pearce
Keenan sendiri awalnya merasa tidak memiliki bakat, dan memenuhi keinginan bisnisnya hanya untuk memberikan ia kualitas hidup yang baik tanpa aturan dari kantor ataupun perusahaan. Dan akhirnya ia pun sadar, kalau menjadi sebuah Entrepreneur memiliki tanggung jawab terhadap banyak hal, bahkan terhadap kemajuan negara. Terakhir, ia mengutip quotes dari idolanya, Walikota Bandung, Ridwan Kamil 

"Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki"
Studium Generale Manajemen Komunikasi tahun ini ditutup dengan penampilan spektakuler dari Robs Tataloe feat Rampak kendang sagara yaitu pertunjukan perkusi dikolaborasikan dengan seni musik daerah sunda. Benar-benar unpredictable. 

Oleh : Ari
Foto : Aldira

STUDIUM GENERALE "JURNALISME MASA KINI"

|

www.Padapanik.com - Teriakan semangat "JURNALISTIK ! JURNALISTIK ! JURNALISTIK !" Terdentum menggelegar di ruang Aula utama Unisba. Bertemakan "Jurnalisme masa kini", Keluarga Mahasiswa Jurnalistik (KMJ) Unisba menggelar acara edukatif tahunan yaitu Studium Generale (SG) yang bertujuan untuk memberikan ilmu dan juga pengetahuan kepada mahasiswa baru ilmu komunikasi unisba yang akan memilih jurusan di semester 3 nanti. Acara yang dilaksanakan pada pukul 9 pagi tadi menghadirkan pembicara dari salah satu TV Swasta NET.

Studium generale yang menghadirkan Dede Apriadi (Pemimpin Redaksi NET TV)Rahma Landy (Host Indonesia Morning Show NET TV), dan dibalut dengan pandangan mengenai fungsi Watchmen dari ketua KPID Jabar yaitu Dr. Dedeh Fardiah membuat banyak mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2014 berbondong - bondong hadir di aula utama unisba. Hal itu terbukti dari banyaknya daftar hadir yang diisi oleh penonton yang didominasi oleh mahasiswa baru.


Pengetahuan mahasiswa baru ilmu komunikasi mengenai banyak alternatif bidang kajian yang akan dimasukinya nanti membuat KMJ Unisba mengkaitkan media masa kini dengan keadaan Dunia Jurnalistik. "Kita berinisiatif untuk menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidang media, berawal dari studi banding yang dilakukan oleh beberapa dosen Jurnalistik Unisba ke kantor Redaksi NET. Di jakarta sebulan yang lalu, saya bersama kawan - kawan KMJ yang lain bahu - membahu untuk menjadikan Studium Generale bermanfaat bagi mahasiswa baru ilmu komunikasi unisba khususnya" ujar Salma Nisrina, ketua pelaksana Studium Generale Jurnalistik Unisba.



Oleh : Hakim
Foto : Aldira

THE ART OF ELEVATOR PITCH : BERKESAN DALAM 30 DETIK

|

www.Padapanik.com - Setelah menyelesaikan study nya di Fakultas Ilmu Komunikasi bidang Public Relations serta pengalamannya di Radio. DJ Arie saat ini aktif di Bandung sebagai pengajar. Bukan sebagai dosen, tapi sebagai pemilik sekaligus pendiri DJ Arie School yaitu tempat kursus belajar komunikasi terapan seperti Radio Announcing, TV Presenting, MC, Public Speaking dan lain-lain.
Selain itu, DJ Arie juga kerap menjadi pengisi seminar sebagai pembicara dan banyak membantu banyak orang yang masih punya kesulitan saat berbicara di depan orang banyak.


The Art of Elevator Pitch with Dj Arie (19/05) di Aula Universitas Islam Bandung, yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan kartu seluler, menjadi salah satu kuliah umum yang diberikan oleh DJ Arie, Kali ini membahas tentang Art of Elevator Pitch yaitu cara yang membantu menjelaskan atau menyampaikan pesan yang sangat panjang menjadi padat, singkat dan tegas (kurang lebih seperti itu). Sebelumnya, para audiens juga di berikan tips agar tidak grogi dan membiasakan diri berbicara dan berpikir cepat di depan orang banyak dengan games sambung kata yang seru.

Meskipun tidak begitu banyak di padati audiens, Tapi semua yang datang terlihat sangat serius dan menikmati apa yang dijelaskan. Mungkin karena mereka benar-benar datang karena ingin belajar. Tidak hanya materi, Tapi juga mengajak audiens untuk ikut memperkenalkan dan mempromosikan usaha mereka dalam waktu 30 detik dengan teknik Elevator Pitch. Hal ini adalah bagian kecil dari bagaimana pentingnya mempelajari sebuah komunikasi yang baik, karena akan mendatangkan hal positif lainnya.

Oleh : Ari
Foto ; Aggi

GIRL POWER 2015 : GENERASI WANITA BERPRESTASI DAN MENGINSPIRASI

|

www.Padapanik.com - Perjuangan Raden Ajeng Kartini sebagai seorang perempuan yang berjuang demi emansipasi yang di idam-idamkan di jaman itu. Tepatnya di bulan april, Setiap tahunnya diperingati sebuah hari Kartini sebagai simbol telah tegaknya emansipasi wanita di Indonesia. Tidak hanya ramai di media televisi atau di media sosial sekalipun, Perayaan hari kartini juga di sambut baik oleh Mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi UNISBA yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Public Relations (HIMA PR) UNISBA. Sejak 2008, Perayaan hari Kartini diadakan setiap tahunnya dengan sebuah talkshow bertajuk GIRL POWER, Selasa kemarin (22/04) kembali diadakan Girl Power 2015 dengan tema “Girlgeneration”.

Menghadirkan wanita-wanita yang menginspirasi, Acara ini membagi 3 segmen Talkshow sesuai dengan kapasitas bintang tamu yang hadir hari itu. Di segmen pertama, “Emansipasi Wanita dalam dunia kerja” yang mengangkat isu tentang banyaknya pekerja wanita saat ini yang bekerja dengan pekerjaan-pekerjaan yang umumnya di isi oleh pria. Meskipun begitu, Para wanita tersebut harus menghilangkan semua kenyamanan mereka demi profesionalitas kerja. Mendatangkan Elang Juangsih seorang Security Wanita di sebuah kampus swasta, dan Maria Kristianti yang berprofesi sebagai Supir Taxi Wanita yang bercerita tentang pengalamannya selama menjalankan profesi, dari berantem sampai di tentang oleh keluarga. “Menjadi seorang Girl Power yang terpenting bukan hanya harus kuat dari segi fisik, Tapi juga kuat Mental” ujar Elang. Sedangkan ketika disinggung tentang pekerjaan supir taxi yang mayoritas diisi oleh pria, Ibu kelahiran jakarta tersebut mengungkapkan “Saya harus bisa mengerjakan semua pekerjaan, tidak terkecuali pekerjaan laki-laki, selama itu bisa membiayai hidup saya” dengan nada yang tegas.


Segmen kedua mengambil tema “Peran Wanita di balik sosok lelaki sukses”. Tidak hanya emansipasi. Seorang wanita yang menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang istri yang mendukung dan membantu suami sehingga sukses menjadi poin yang sangat menarik di bahas di hari Kartini ini, Menghadirkan Dr. Sri Lakshmi Thaufiq seorang dokter spesialis mata dengan berbagai pengalaman luar biasa di dunia kedokteran, beliau juga adalah seorang suami dari seorang Dokter spesialis yang juga Rektor di Universitas Islam Bandung. Selain itu, Girlpower juga turut menghadirkan Atalia Kamil yang dikenal sebagai seorang Istri dari Seorang Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Selain itu, Beliau juga aktif di berbagai kegiatan sosial. Suasana semakin menyenangkan ketika mendengarkan sharing dari kedua ibu menginspirasi tersebut. Selain itu ternyata Teh Ata (Sapaan akrab Atalia Kamil) sangat mengagumi sosok Popong Otje Djundjunan atau yang dikenal dengan Ceu Popong yang dinilainya sangat memegang teguh budaya sunda. Terlepas dari sosok Kartini di masa lalu, Kartini modern bagi seorang Atalia Kamil adalah Wanita yang berprestasi dan menginspirasi, dan yang terpenting tidak melupakan kodrat sebagai seorang wanita.


Segmen dengan tema “Sosok wanita modern” mungkin menjadi segmen jagoan yang ditunggu-tunggu dari Talkshow Girl Power tahun ini. Menghadirkan Arina Ephipania atau yang biasa dikenal dengan Arina Mocca ini cukup banyak menarik perhatian mengingat jumlah Swinging Friends (Sebutan fans Mocca) di Bandung sangatlah banyak. Arina banyak bercerita tentang pengalamannya sebelum dan sesudah bersama Mocca, Tour nya selama diluar negeri hingga hal-hal lain yang menginspirasi. Meskipun selama sekolah tidak pernah mendapatkan peringkat kelas yang baik karena kelemahannya di mata pelajaran Matematika, Tapi Arina mengaku merasa memiliki jiwa seni yang tinggi sejak kecil. Oleh karena itu, setelah lulus dari jurusan Desain di ITENAS, Arina memilih melanjutkan hobinya bernyanyi. Sukses sejak muda dan berhasil dengan hal-hal yang disukai menjadikan Arina seorang sosok Wanita menginspirasi yang merdeka secara batinnya dan mengikuti kemauannya sendiri.

Karena menurut Arina 
“Wanita modern adalah wanita yang bisa mengemukakan pendapatnya dan tau maunya apa”.


Selain Sharing dengan para wanita berprestasi, Event ini juga diisi oleh Orkes keroncong dari Orkes Minggoe Sore yang juga vokalisnya adalah seorang perempuan sebagai perempuan modern yang tidak lupa akan musik daerahnya. Membawakan beberapa lagu cover dari the beatles dan ditutup dengan tembang klasik “Sepanjang Jalan kenangan”. 

Oleh : Ari 
Foto : Feari

FIND BRILLIANT IDEAS : PROSES IDE DIBALIK SEBUAH PROGRAM RADIO

|

www.Padapanik.com – Dunia broadcasting khususnya Radio sampai saat ini masih cukup diminati di berbagai kalangan. Meskipun perkembangan Teknologi Alternatif hiburan semakin marak berkembang. Kehadiran Compact Disc (CD) dan Mp3 juga mengalihkan orang-orang untuk mendengarkan musik dengan cara yang lebih mudah, tidak hanya lewat Radio. Hal ini salah satu penyebab Radio saat ini umumnya hanya di dengarkan saat berada di perjalanan, atau saat tengah malam.

Inovasi Program Radio yang semakin hari semakin berkembang menjadi alasan kenapa Radio masih bertahan dan semakin marak hari ini. Tentunya sebuah Program Radio yang unik dan Ratting yang tinggi tentu tidak lepas dari proses nya yang panjang. Menemukan Ide yang menarik, Penulisan Skrip, Penyempurnaan konsep, Pemilihan Announcer yang tepat, survey pendengar dll. Prosesnya mungkin sudah hampir sama dengan proses di balik program TV. Salah satu program Radio yang sedang menarik perhatian salah satunya adalah Nightmare Side. Program dari Ardan Radio ini memang program yang unik karena bergenre horor dan memainkan Theater of Mind dari pendengarnya.   


Dan isu Inilah yang coba di angkat oleh Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) Unisba yang setiap tahunnya membuat Seminar Akademik. Tema yang diangkat tahun ini adalah Find Brilliant Ideas : Make your Radio Programme yang menghadirkan tamu dari ARDAN Radio yaitu Gebyar AG seorang Commercial Supervisor sekaligus Produser program Nightmare Side dan Dimas Tri Aditio seorang Announcer program Nightmare Side.


Selasa (24/03) pukul 07.30 pagi, Seminar ini menampilkan Mahasiswa Manajamen Komunikasi Unisba yang berprofesi di dunia Radio. Luthfi Faza (Announcer Paramuda) dan Rama (Announcer OZ). Tidak hanya itu, Moderator yang hadir juga tidak lain masih Mahasiswa Mankom Unisba yang punya pengalaman bekerja di Dunia Radio antara lain Belinda Dwi Lestari (Produser Prambors Bandung), dan Iksan Hermana (Announcer Paramuda). Meskipun masih di bangku kuliah, Tapi pengalaman mereka berempat sudah cukup banyak untuk sharing hari itu. Ini juga menjadi motivasi bagi peserta Seminar yang notabenenya adalah Mahasiswa untuk tidak menjadikan alasan padatnya Jadwal kuliah untuk mencari berkreasi dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.


Setelah sharing dari Mahasiswa, Giliran Gebyar AG yang sharing tentang pengalamannya di dunia Radio khususnya dalam membuat sebuah program Radio. Bagi Gebyar sendiri, Ide kreatif dimulai dari rasa penasaran terhadap sesuatu. Ia mengambil contoh dimana seorang anak ketika diberikan mainan, Rasa penasaran untuk mengotak-atik hingga mainannya rusak hingga puas mempelajari objek yang sedang dimainkannya itu. Selain itu, Kreatif berasal dari pengamatan-pengamatan terhadap sesuatu yang aneh.

Ide kreatif dalam bentuk apapun juga harus di sebarluaskan agar dapat dinikmati khalayak luas. Oleh karena itu, Gebyar menambahkan bahwa Ide kreatif butuh promosi. Salah satu cara terbaik adalah dengan meminta jasa Artis untuk sebuah iklan promosi. Artis dengan massa yang banyak sangat mempengaruhi eksistensi program yang sedang berjalan.



Setelah Gebyar, giliran Dimas Tri Aditio yang akan sharing, Sebelumnya pria yang akrab disapa Dimasta ini membuat suasana Aula Universitas Islam Bandung menjadi horor dengan cerita-cerita misteri yang dibawakan. Melihat penonton yang sudah fokus dan antusias, Dimasta mencoba untuk sharing tentang Pengalaman-pengalaman horornya sehari-hari. Sebagian hanya mitos, namun ada juga fakta-fakta yang coba disembunyikan sehingga dianggap horor oleh masyarakat. Selanjutnya Dimasta juga sharing tentang Basic Announcer dan Cara bikin topik siaran. Tidak hanya teori, Dimasta juga mengajak 3 orang peserta Seminar untuk mengikuti “Simulasi Siaran Dadakan” yang khusus diadakan hari itu. Suasana pun cair, Para peserta seminar terhibur dengan adanya simulasi siaran tersebut. Karena para peserta yang ikut terbata-bata dan sangat tegang ketika di ajarkan Simulasi dadakan. KMMK juga berharap seminar akademik yang diadakan setiap tahun ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi para peserta Seminar khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Oleh : Ashari 
Foto : Aggi

PIDIBAIQ RUSUH DI TALKSHOW PICTURE 2015

|

www.Padapanik.com - Peace In College To Cultural Revolution (PEACE) adalah sebuah Talkshow yang mengangkat tema Perdamaian ini berusaha membahas Perdamaian dan Kebebasan dalam berbagai sudut pandang dari setiap Pemateri yang berbeda-beda.  Talkshow ini menghadirkan Irfan Amalee (Peace on Culture), Ridwan Kamil (Peace on Creativity), Ginan Koesmayadi (Peace on Mind) dan Pidibaiq (Peace on Music)

Dilaksanakan Rabu (4/3) di Aula Universitas Islam Bandung ini dimulai sejak pukul 09.00 yang dibuka dengan berbagai Ceremony. Sekitar 150 Peserta hadir dalam acara ini, Sebagian besar adalah mereka yang sudah membeli tiket beberapa hari sebelumnya. Meskipun acaranya diadakan di Unisba. Tapi antusias dari Mahasiswa kampus lain juga tidak kalah besar. Beberapa Mahasiswa dari Unpas, Itenas, Unpad dan lain-lain juga tercatat ikut hadir dalam acara tersebut.

Pemateri pertama adalah Irfan Amalee. Tapi sayang sekali, hari itu beliau tidak bisa hadir karena sedang di rawat di Rumah Sakit. Erik Lincoln lah yang ditugaskan menjadi pengganti hari itu. Beliau adalah Warga negara Amerika tepatnya Chicago yang Berasal dari komunitas yang sama dengan Irfan yang mengusung persatuan dan Anti Rasisme di Dunia. Meskipun seorang bule Tapi Erik terdengar sangat fasih dalam berbahasa Indonesia. Bahkan terkadang menggunakan istilah-istilah gaul atau Bahasa Indonesia yang tidak formal. Erik menceritakan pertemuannya dengan Irfan yang sangat berbeda latar belakang, ras maupun agama. Tapi akhirnya mereka bersatu dengan harapan usaha mereka untuk menyatukan keanekaragaman di dunia berhasil.

Erik Lincoln adalah mantan Konsultan Anti kekerasan, Anti Geng, dan Anti Narkotika di Amerika. Sedangkan di Indonesia dia kerja sebagai Pengajar Bahasa Inggris di Mizan sampai akhirnya terjun ke dunia aktivis perdamaian. Beliau sangat fokus terhadap pemberantasan Bully, Rasisme, dan Geng-geng yang negatif. Di akhir materinya beliau yang warga asli Amerika malah memotivasi Anak muda Indonesia untuk menjadi Indonesia dengan Identitas yang ada.

"Jangan mau seperti Inggris atau Amerika, Juga jangan mau seperti Arab atau Irak. Jadilah Indonesia yang berdiri sendiri dengan Identitas yang sudah ada, Perkenalkan kepada dunia kalau Indonesia bisa Mandiri" - Erik Lincoln

Pemateri kedua adalah Ridwan Kamil, Sayang sekali lagi-lagi pemateri kedua tidak bisa hadir. Kesibukan Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung memang menuntut beliau untuk bekerja lebih ekstra sehingga sulit untuk menyempatkan diri untuk sebuah agenda Talkshow hari itu.

 Baca Juga : Ridwan Kamil di acara Boscha 2015 : http://bit.ly/1EW3h9Z

Entah bagaimana pusingnya panitia hari itu, 2 pemateri di awal tidak bisa hadir. Ridwan Kamil kali ini di gantikan oleh Syafii Efendi. Seorang Motivator termuda di Indonesia. Hari itu ia hadir untuk mencairkan suasana dengan memberikan motivasi-motivasi terbaiknya. Selain itu, Peserta juga semakin semangat dengan cara-cara ia memberikan ice breaking kepada peserta. Talkshow ini juga di hibur oleh The Mahad sebelum break makan siang dan kembali di buka dengan Baby Rock

Baca juga : The Mahad dan Baby Rock buat panggung untuk band Indie Bandung : http://bit.ly/1xrInNQ

Pemateri ketiga adalah seorang ODHA (Orang dengan HIV AIDS) setidaknya begitulah informasi tentang dirinya yang ia tuturkan saat dimulainya materi. Terlihat tidak ada bedanya dengan orang biasa. Ginan Koesmayadi adalah salah seorang pendiri dari Rumah Cemara, yaitu sebuah komunitas terbuka yang nyaman bagi mereka yang positif ODHA dan pengguna Narkoba yang ingin berhenti. Rumah Cemara telah membawa banyak pengaruh terhadap mereka yang sempat frustasi dan terbuang dari lingkungannya karena Narkoba dan HIV. Ginan bercerita tentang bagaimana ia melawan stigma masyarakat yang kejam terhadap ODHA hingga ia bisa bangkit mengalahkan dirinya sendiri untuk tetap berkarya dan berusaha menjadi orang biasa. Ginan adalah peserta Homeless World Cup 2011 di Paris (Street Football Competition Dunia yang diikuti oleh orang-orang yang ter Marjinal kan di negaranya) dan menjadi pemain terbaik di sana, Selain itu Ginan mengeluarkan buku berjudul "Melampaui Mimpi" Suasana seru dan Intim di bawa oleh Ginan dengan cara duduk lesehan di panggung bersama moderator.

Belum selesai pemateri ketiga, Pidibaiq meminta kepada panitia untuk masuk duluan. Para peserta pun antusias dan mengisi bangku terdepan, Namun Imam besar The Panas Dalam itu langsung mengajak seluruh peserta seminar untuk membawa kursinya semakin didepan, Suasana jadi rusuh karena semua berebut tempat. Akhirnya panitia memutuskan untuk mengatur para peserta seminar untuk duduk lesehan di lantai bersama kedua pemateri dan dua Moderator. Benar-benar Rusuh haha.

Penulis novel Dia DILAN Ku itu menegaskan bahwa beliau tidak pernah berniat membuat novel sebelumnya, ia hanya senang bercerita. Sama dengan membuat lagu-lagu The Panas Dalam yang semuanya berawal dari keisengan. Sesuatu yang didasari dengan iseng dan pikiran ingin bermain menghasilkan sesuatu yang baik tanpa ada niat untuk besar ataupun disanjung orang lain. Meskipun sempat kesulitan dengan dua Moderator dan dua Pemateri dalam satu panggung. Namun akhirnya acara ini berhasil memuaskan para peserta dengan materi-materi yang disampaikan.

Pidibaiq juga tidak lupa memainkan beberapa lagu seperti "Jangan Takut" dan "Tanpa Nia" yang membuat para peserta tidak berhenti terhibur, dan suasana intim yang diciptakan oleh pria yang biasa dipanggil Ayah menghilangkan jarak antara para audience dengan Pemateri. Kapan lagi ada Talkshow di sebuah Aula besar tapi peserta dan Pematerinya berkumpul secara acak dan lesehan disekitar panggung?

Oleh : Ashari
Foto : Randie