Focal Point

Focal Point

ADVERTISE

AACH.. AKU JATUH CINTA : Kisah cinta, Puisi Rumi, dan Musik Ismail Marzuki

|

Di tahun 2015 kemarin www.padapanik.com berharap bisa mereview setidak nya 1 film Indonesia setiap bulan nya, karena kami menyadari tinggi nya minat pembaca terhadap review-review film kami yang kebanyakan film hollywood dengan harapan, Masyarakat khususnya anak muda bisa lebih aware terhadap film Indonesia yang saat ini kualitas nya semakin baik, Sikap underestimate kita lah yang membuat semua film di Indonesia terkesan biasa aja. Sayangnya di beberapa bulan terakhir kami tidak bisa memenuhi target tersebut, hingga di tahun 2016 akhirnya kami kembali mendapat kesempatan, banyak nya film Indonesia berkualitas di tahun ini membuat kami bingung bahkan untuk membandingkan dengan film-film hollywood yang sudah siap merajai box office tahun ini. Setelah mereview "Surat dari Praha" akhirnya kami mendapat kesempatan untuk menghadiri pemutaran film "Aach Aku Jatuh Cinta" karya Garin Nugroho. Semoga jadi awal yang baik agar semakin banyak review film Indonesia di www.padapanik.com

www.Padapanik.com - Bulan februari buat penikmat film bisa bikin kantong kering, film-film keren seperti "Siti", "Surat dari Praha", "Ketika mas gagah pergi", "Talak 3", "Jagoan Instan" dan masih banyak lagi film keren di bulan ini, belum lagi saingan dengan film-film Hollywood. Sebuah kesempatan yang menyenangkan untuk mengenal film karya Garin Nugroho ini, sayangnya seperti kasus "Ayat-ayat adinda" di review sebelumnya, Pemilihan judulnya membuat penulis secara pribadi kurang berminat untuk memutuskan menonton film ini. Sehingga tidak ada ekspetasi yang tinggi ketika menonton film ini. 

Sinopsis : 
Film ini mengambil latar tahun 1970an hingga 1990 (semoga tidak salah) bercerita tentang persahabatan masa kecil Yulia (Pevita Pearce) dan Rumi (Chicco Jerikho) hingga akhirnya menjadi cinta, sikap Rumi yang sejak kecil di didik keras oleh Ayah nya dan di tinggal pergi oleh Ibu nya membuat ia tumbuh sebagai anak yang usil dan terus mencari perhatian seorang Yulia, yang secara tidak sadar mempermalukan Yulia sendiri karena caranya yang konyol karena tidak tahu cara mengutarakan rasa sayangnya, bahkan tidak jarang menjadi pembawa masalah besar bagi Yulia. 

Sifat Rumi yang demikian ternyata membuat Yulia sulit melupakan Rumi. Sejak berpisah, mereka terus berkomunikasi melalui botol limun yang berisikan surat. Hingga Yulia sadar, sulit sekali berpisah dengan seorang Rumi. 

Kisah cinta sederhana tersebut di kemas dengan sinematografi yang epic! Banyak sekali poin plus yang bisa diambil dalam film ini. Jika kalian anak muda penggemar band "White shoes and the couples company" kalian akan di bawa ke era yang menyenangkan seperti yang selalu di representasikan band tersebut (harusnya mereka yang jadi pengisi soundtrack nya!) Fashion warna-warni terasa pantas dan manis sekali apalagi dikenakan oleh Pevita pearce, dengan riasan sederhana ala remaja Indonesia jaman itu, dan juga era dimana Indonesia kental dengan budaya pop nya yang mendunia. Karya-karya emas Ismail marzuki menjadi bagian penting dalam membangun suasana. jika tidak salah ada 3 lagu salah satunya "darimana datang nya asmara" yang di populerkan oleh Memes serta "payung fantasi" semuanya kental dengan unsur pop jazz khas Indonesiana di zaman itu. Penulis sendiri berkaca-kaca sampai spechless saat menyaksikan Sinematografi, sastra, kisah cinta, dan musik zaman itu menyampaikan banyak kebahagiaan. Ini bukan kembali ke jaman muda karena penulis pun tidak melewati masa itu, hanya saja masa tersebut adalah golden era yang harus nya di kenang dan diadaptasi lagi, jangan hanya di apresiasi di negara luar saja. 

Sebenarnya beberapa adegan terasa "sinetron" sekali, atau beberapa adegan bahkan aneh dan terasa tidak relevan. Beberapa adegan dramatis pun malah menimbulkan tawa, mungkin karena kultur yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Contoh nya seperti di film "Tenggelamnya kapal Van der wick" di beberapa adegan sedih nya pun malah menimbulkan tawa ketika Herjunot berusaha berdialog dengan dialeg khas "Makassar" yang terdengar aneh di tambah dengan naskah jadul yang menyesuaikan novel nya.

Selain itu, yang perlu di acungi jempol adalah hasil edit colouring nya yang super keren. Property dan wardrobe nya mungkin salah satu penunjang nya juga. Dan jangan lupakan dialog dan puisi-puisi yang manis, cocok buat kamu yang hobi nya masang quote di timeline aplikasi chat. Karena film ini banyak sekali yang bisa dijadikan quote..
"Bertemu kamu seperti menemukan bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Aku putuskan menaruh bom itu di kantungku. Maka jika bom itu meledak dekat jantungku, akan menjadi pijaran kembang api yang penuh kisah cinta."
Di beberapa part film ini para penonton akan di buat terbahak-bahak juga bertepuk tangan atas imajinasi-imajinasi unik dalam film ini. Film ini harusnya bisa tembus di atas 500 ribu penonton. Oh iya, film ini juga sudah di putar di festival International loh!


Genre : Komedi - Drama
Sutradara : Garin Nugroho

Pemain :
Pevita Pearce sebagai Yulia
Chicco Jerikho sebagai Rumi
Nova Eliza sebagai Ibu Rumi

Produksi : MVP (Multivision plus)
Rilis : 4 Februari 2016

Penulis : 
Ashari (@arhieashari), Anak muda yang punya selera tua, kadang sok tau tentang karya-karya Ismail Marzuki

1 comment:

  1. Semoga film ini nantinya sukses menarik banyak penonton ^^

    ReplyDelete